Share

Jangan Buru-buru

“Aku tunggu di kafe sebelah!” Ace meraih tangan Pamela dan menciumnya dengan lembut di depan gedung kantornya.

Pamela menyunggingkan senyum geli. Aneh rasanya Ace bisa memujanya secepat kilat hanya karena alasan tanggung jawab seolah Natasha tidak ada lagi dalam hidupnya.

Pamela menarik tangannya dengan cepat dan menyembunyikan ke belakang punggung. Bibirnya menguncup.

“Ini ruang umum, Ace. Nggak usah gitulah, malu!”

Ace menutup kaca helmnya seraya menggeber motor gedenya. Mengabaikan peringatan Pamela yang tidak penting baginya. Dan hanya beberapa meter dari Pamela yang bergeming menatapnya, Ace memarkirkan motornya. Ia melepas helmnya seraya menyunggingkan senyum, membalas tatapan Pamela.

‘Udah dimarahi papa, masih aja berlagak keren tuh duda!’ Pamela menghela napas.

Ace mengibaskan tangannya, menyuruh Pamela pergi dan bersama-sama mereka masuk ke dalam gedung yang berbeda dengan perasaan yang berbeda pula.

Ace merasa melepas Berlian di sekolah baru adalah cara agar tidak terjadi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Retno Yanti
pernah sama² terluka meski dg cerita yg berbeda ternyata mampu menjalin cerita baru yg lebih baik .
goodnovel comment avatar
Yanyan
dihhh begitulah pak duda klo udh mencair.. lupa umur dan lupa gengsinya.. suka deh dgn gaya pamela. gak muna jg sih sama" hot kayanya ......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status