Share

31. Seribu Langkah

"Mir, bangun, Mir!" Ibu mengguncang tubuhku.

"Jam berapa, Bu? Masih pagi, kan?" Aku tetap memejamkan mata.

"Iya, baru subuh. Tapi ada yang ngucap salam, Mir. Dari tadi juga ketuk pintu."

Aku pun menggeliat. "Ah, Bu, yang bener. Jangan buat Amira takut deh."

"Beneran. Tuh, dengerin."

"Assalamu'alaikum. Assalamualaikum!"

Keningku mengernyit. Suara itu terdengar seperti suara manusia. Bukan hantu yang gentayangan di waktu subuh.

"Masa tamu, Bu?" tanyaku setelah mendudukkan diri. Mengumpulkan kesadaran.

"Dah sana cek dulu. Sekalian kamu solat subuh." Ibu menyingkap selimut. Beliau juga bersiap untuk bangun.

"Ya, Bu." Meski masih ngantuk, aku tetap berjalan menuju pintu utama rumah.

"Assalamualaikum, Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam. Ya, sebentar!" Tanganku meraih kenop pintu lalu membukanya.

"Pasti baru bangun, ya, Mbak. Sampai saya harus teriak berkali-kali," ujar seorang lelaki yang terlihat lebih muda dariku.

"Eh, He."

"Kalau subuh tuh, jangan kesiangan, Mbak. Nanti rezekinya dipat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status