Share

36. Tawaran Menggiurkan

"Kalau Mbak mau cepat selesai, Mbak gak usah datang. Lagian udah gak ada lagi yang perlu diharapkan dari Mas Baja, Mbak." Ajiz menarik kembali fokusku.

"Apa begitu alurnya, Jiz?" tanyaku basa basi. Meski sebenarnya aku pun tahu.

Ajiz mengangguk. "Iya, Mbak. Sebentar lagi juga Mas Baja mau nikah sama Raline."

Deg!

Menikah? Secepat itu?

"Iya, Mbak. Keluarga besar sudah mempersiapkannya." Ajiz bisa menebak gurat wajahku.

Hatiku pun mencelos. Cinta tak selalu berakhir bahagia. Semudah itu sirna dan berganti dengan cinta baru.

"Ibu!" teriak Akila dari halaman restoran.

"Ya!" jawabku semangat meski hati rasanya tersayat.

"Ya sudah aku mau pamit, Mbak. Tadi izin ajakin Akila gak lama. Kalau misal Mbak Amira beneran kerja di sini, kapan-kapan aku mampir lagi bawa Akila."

"Gak nanti, Jiz? Aku masih mau sama Akila."

"Gak bisa, Mbak. Aku takut Bude nyariin. Mbak bisa ngobrol dulu bentar. Aku ketemu Teo dulu." Ajiz nyaman saja memanggil nama Bos Teo.

Segera kuberdiri. Berlari menuju Akila berada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status