Share

61. Diorama Kehidupan

Pagi hari aku sudah siap dengan outfit semi formal. Hari ini adalah hari terakhirku bekerja. Aku berniat akan melakukan yang terbaik untuk hari ini. Esoknya baru aku akan pulang ke rumah ibu.

Pintu utama kamar kos kubuka dengan hati riang gembira. Bersiap menyambut hari bahagia.

"Bwaaaaaa!" sebuah kejutan mengagetkanku.

"Astaghfirulloh, Bos. Ngapain?!" Bos Teo terbahak melihatku yang nyaris saja mati mendadak karena ulahnya.

"Hahahaha! Kena juga."

"Mau bikin saya mati, Bos?" ucapku sembari mengurut dada.

"Lama amat kamu. Ini sudah jam tujuh lewat." Bos Teo dengan pakaian formal orang kantoran melihat jam di pergelangan tangan kanannya.

"Baru jam tujuh pas, Bos. Belum lebih walau satu detik. Saya gak akan telat buat masuk kantor."

"Tetap saja lama. Saya nunggu dari jam enam tiga puluh."

"Nunggu? Ngapain nunggu, Bos?"

"Kamu gak jadi ambil berkas?" tanyanya dengan kening mengernyit. Seperti sengaja menampakan ekpresi bahwa berkas itu terkesan tidak penting.

"Maksud, Bos?"

"Berkas ijaza
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status