Share

66. Wajahnya

Rumah menjadi sangat ramai dengan kedatangan kami berempat. Ibu tak henti mengulas senyum saat candaan demi candaan dilontarkan Arga dan Bos Teo. Tiba waktunya kumandang adzan maghrib terdengar. Menginterupsi keceriaan ruangan sederhana ini.

Akila sudah berganti pakaian. Aku demi menghormati Arga dan Bos Teo memilih tidak untuk membersihkan diri dulu. Arga bilang lepas maghrib akan bertolak kembali ke kota. Itu artinya setelah Ibu menghidangkan menu makan malam, mereka akan berpamitan.

"Kamu beneran mau resign?" tanya Bos Teo saat aku sedang menata piring di atas meja. Arga mengambil air wudu sedangkan dirinya hanya berdiri di gawang pintu.

Aku mengangguk lemah. Sejak awal pekerjaanku di tempat Bos Teo terjadi bukan karena mauku. Tiba-tiba saja membantunya agar lunas utang dua belas juta.

"Gak mau nyoba di pabrik lagi?"

Aktivitasku terhenti sebentar. Pabrik?

"Iya. Pabrik lama, Amira. Kamu tahu kan aku sekarang Bos besarnya." Senyum kebanggan atas pencapaian diri terpancar di wajahn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status