Share

Pelakor vs Mantan Pelakor

Tidak mungkin aku meminta Mas Bagas mengantar karena dia sedang sibuk di kantor. Sekarang hari jadi pernikahan Mbak Dilla dan Bang Haikal, aku ingin mencari hadiah untuk mereka.

Meminta ibu menemani tidak tega, ibu sekarang mudah lelah apalagi jika diajak berkeliling untuk mencari hadiah.

“Laras.”

Aku ingat dia dan langsung menghubunginya. Sekalian juga jalan-jalan bersama anak-anak, pasti Laras akan senang.

“Bunda, mau itu.” Qai menarik-narik tanganku.

“Jangan, Qai. Tadi kamu sudah jajan es, yang lain saja ya. Beli kue mau? Qai tadi di rumah makannya sedikit.”

Qai menggeleng tetap keukeuh menunjuk penjual es krim yang menggunakan motor. Sebenarnya karena ini aku agak ragu membawa Qai karena dia itu tidak bisa dibilang tidak, ikuti perkataanku pun hanya sesekali.

Soal sekolah untuk Qai, Mas Bagas masih mencarikan tempat yang bagus. Bagaimanapun kalau untuk anak harus tempat yang paling bagus apalagi untuk Qai.

“Tunggu sebentar lagi, kakak Alin pulang. Kita ke rumah Ibu Laras ya?” Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status