Share

Bab 77

Tak ingin terlihat gugup, Zia mengalihkan perhatian ke arah luar di mana gedung-gedung tinggi berada, juga kios-kios kecil yang terlihat sedang sibuk melayani pelanggan. Pikirannya benar-benar kalut.

Apa tujuan Sebastian menikahinya? Apakah pria itu mencintainya? Pertanyaan yang sama selalu saja mantul-mantul di tempurung kepalanya.

Tapi ya sudahlah, apapun yang akan terjadi nanti, Zia harus siap menghadapinya. Yang terpenting saat ini, adik-adik di panti asuhan dapat terselamatkan.

"Mas, Zia boleh berhenti di toko roti itu gak?" Zia menunjuk ke arah plang roti.

"Mau makan roti?" Tanya Sebastian.

"Iya, adik-adik di panti sangat suka roti, Zia mau beli untuk mereka. Di panti juga ada 2 orang yang sedang berulang tahun hari ini," jelas ZIa.

"Oh ya, siapa?" Tanya Sebastian yang ingin mengetahui lebih banyak tentang Zia.

"Noval berusia 4 tahun dan Aisah ulang tahun yang ke tujuh. Sebenernya Noval ulta Minggu kemarin. Dia minta beli kue dan tiup lilin. Tapi belum kesampaian." Bibir Zia me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status