Share

Mencoba yang Baru

Sepatuku mengetuk lantai sepanjang koridor menuju ruang dokter. Sedikit dipercepat, aku jadi enggak sabar bertemu seseorang yang menunggu di sana. Namun, ternyata ada seseorang yang mengikuti, bahkan sepertinya berusaha menyejajari langkah di sisi.

"Pulang, Pak?" Suaranya masih terdengar manis meski menggunakan sapaan formal. Dia masih mengikuti perjanjian kami untuk tetap menggunakan percakapan seperti biasa selama berada di rumah sakit.

"Iya."

"Pak Abra kapan punya waktu lagi?"

"Maaf, Nan." Aku enggak berniat menyediakan kesempatan berpaling lagi. Jujur, aku juga ngerasa jahat karena menjadikan Nanda pelarian selama Aya sulit didekati.

Padahal sebelum bertemu dengan Aya, aku enggak perlu merasa bersalah pada siapa pun jika ingin mendua, tiga, atau bahkan mengumpulkan para kekasih dalam satu ranjang sekaligus.

Siapa yang menolak?

Tergantung. Apa yang mereka mau dariku? Enggak mau, yah tinggal pergi.

"Maaf?" Langkah Nanda berhenti di belakangku. Lebih tepatnya menghentakkan dasar sepat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status