Share

KONDISI PANCA

"Ampun, Tuan. Ampun." Pengawal itu segera menyimpuh dan beberapa kali bersujud.

"Apa yang membuatku tergesa? Aku tidak ingin mendengar sesuatu yang buruk karena kelalaian kalian!"

"Tidak, Tuan. Tidak ada kelalaian yang kami buat. Hanya saja, ada berita buruk. Saat jalan pulang, kami mendengar suara ledakan tidak jauh dari tempat ritual. Setelah mengeceknya, tempat itu porak-poranda. Kami menemukan mayat Tetua Patri dan dua pengawal dengan kondisi mengenaskan."

"Apa?" Galuh Primuja berceletuk dengan sangat keras.

"Ampun, Tuan. Tetua Hugeng bersama yang lainnya sedang menuju ke sini."

Betapa terkejutnya Galuh mendengar kabar tersebut. Dapat dibayangkan bagaimana perasaan seorang Galuh yang harus melihat mayat adiknya, ketika Tetua Hugeng dan lainnya sampai di kediaman Jelak Hitam. Terlebih lagi berapa hari kemarin, dia telah berduka atas kematian putra bungsunya.

Selain Galuh, seluruh keluarga juga terguncang atas hal itu. Mereka menangis dan berniat untuk menyelidikinya. Mereka akan me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status