Share

Part103

Apalagi, Mas Ilham adalah laki-laki pertama yang berani mengungkapkan perasaan sekaligus memintaku untuk menikah dengannya tanpa berlama-lama. Tidakkah dulu dia terlihat serius dan benar-benar takut kehilanganku?

Aku tersenyum manakala teringat akan hal itu. Apakah apa yang ku alami dan ku rasakan saat itu sedang dirasakan Mas rafi saat ini? Entahlah, yang ku tahu saat itu aku benar-benar gugup.

Kulihat Mas Rafi berjalan terburu-buru dari kejauhan sambil berkali-kali mengelap mukanya dengan tisu yang mungkin dia bawa dari toilet. Kulihat jam yang melekat ditanganku sudah pukul sembilan. Ya ampun, ternyata baru ku sadari Mas Rafi sudah setengah jam ada di sana.

"Mas kenapa? Apa Mas diare?" Tanyaku berbasa basi.

"Tidak Nay, Mas tidak apa apa, kok," sahutnya "Mas kelamaan, ya? Kalo begitu kita pulang saja, ya. Nanti kemalaman, tidak enak sama Bapak dan Ibu di rumah."

Dasar Mas Rafi. Pantas saja sampai saat ini kamu belum menikah, ternyata mentalnya hanya sampai seperti ini. Lalu bagaiman
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status