Share

Part83

'Di sini menunggu malam lama sekali. Di sana sudah malam belum?' dia kembali membalas pesan. Aku kembali tertawa membaca pesannya.

'Di toko sama di kantor bedanya apa, Mas?' balasku.

'Di kantor tidak kamu. Jamnya tidak mau bergerak.'

'Dih, gombal.'

'Memang begitu, kok. Mas saja sudah bosan berada di sini.'

'Kalau kelamaan menunggu malam, Mas bisa datang sekarang, kok.'

'Benar boleh? Nay tidak sedang sibuk?'

'Dih, semangatnya. Cuman bercanda, Mas Rafi. Sebentar lagi Nay mau bantuin Ibu membuat kue. Kan lagi banyak pesanan.'

'Makanya cepat-cepat cari karyawan lagi. Biar kamu dan Ibuk tidak usah repot-repot lagi di dapur.'

'Mau sebanyak apapun karyawan, mana mau Ibu beranjak dari dapur. Inikan impian kami yang baru terwujud. Jadi, Ibu masih asik dengan hobinya. Nay saja kalah dengan semangat Ibuk.'

'Asal jangan terlalu capek saja. Kamu juga jaga kesehatan, ya?'

'Iya, Mas.'

'Sampai ketemu nanti malam.'

Aku mengirimkan emoticon bergambar hati sebanyak satu baris, menandakan kalau aku juga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status