Share

Bab 4

Arjuna terdiam, memandangi pintu dengan tatapan menerawang. Perasaan asing itu masih memenuhi dadanya, membuat jantungnya berdebar tak karuan.

Biasanya Arjuna selalu menjaga jarak dengan wanita, karna tidak nyaman dengan cara mereka mendekatinya.

Namun berbeda dengan kali ini, entah apa yang ada pada diri gadis itu, mampu membuat Arjuna nyaman dalam sekali pandang.

Mungkin karena sikapnya yang lembut dan tulus, atau mungkin karena cara bicaranya yang menenangkan. Entahlah, Arjuna tidak tau pasti. Namun satu hal yang ia tau, Ia ingin lebih mengenal gadis itu.

Wajah polos Ratih dan senyum ceria gadis itu terus membayangi Arjuna. Membuatnya sulit berkonsentrasi dalam bekerja.

"Diantara jutaan wanita didunia, kenapa malah wajah Ratih yang selalu terbayang? Apa mungkin aku tertarik dengannya?" batin Arjuna resah.

"Aku ini tampan dan kaya raya, tidak mungkin tertarik dengan gadis desa yang masih ingusan!" gumam Arjuna menyangkal.

***

Tubuh Arjuna terasa segar setelah mandi. Udara yang sedikit panas membuatnya membuka jendela lebar-lebar. Membiarkan angin sejuk menyapa wajahnya.

Arjuna berdiri sejenak menikmati kesejukan angin yang menyapu kulitnya.

Perlahan Arjuna melangkah menuju balkon. Dari sana pandangannya tertuju pada Ratih yang sedang menyiram tanaman dihalaman. Reno tampak berdiri tak jauh darinya sesekali melemparkan senyum dan dibalas dengan senyum malu-malu oleh Ratih. Arjuna diam memperhatikan interaksi keduanya. Sekilas tak ada yang aneh dengan pemandangan itu. Namun entah kenapa hatinya terasa panas.

Perasaan asing itu muncul, membuatnya bertanya-tanya.

"Perasaan apa ini?" batin Arjuna mencoba memahami gejolak yang timbul dalam dirinya.

Tak mau terlarut dalam perasaan yang belum jelas, Arjuna beranjak masuk menuju ranjangnya. Merebahkan tubuhnya yang teramat lelah. Dengan nafas yang perlahan, Arjuna memejamkan matanya. Tak butuh waktu lama, ia pun terlelap menuju ke alam mimpi.

***

Pov Reno

Aku menghampiri Ratih yang sedang menyiram tanaman dihalaman. Gadis itu adalah tetanggaku didesa. Dulu sewaktu aku masih tinggal didesa, Ratih masih remaja. Beberapa tahun berlalu, sekarang gadis kecil itu telah beranjak dewasa. Kemarin waktu aku menjemputnya ke stasiun, aku sempat pangling. Aku tidak menyangka, semakin bertambah usia Ratih semakin cantik mempesona. Ah, sepertinya aku jatuh hati pada gadis itu. Kepolosan dan kebaikan gadis itu membuatku ingin selalu melindunginya.

"Ratih, aku senang kamu bisa dengan mudah beradaptasi." ucapku berjalan mendekat padanya.

Ratih yang sepertinya kaget dengan kedatanganku yang tiba-tiba, menjatuhkan selang air yang ia pegang. Aku sontak menunduk untuk mengambil selang yang dijatuhkan Ratih. Tanganku tanpa sengaja bersentuhan dengan tangan Ratih yang juga ingin mengambil selang itu.

Ada geleyar-geleyar aneh yang timbul dari tubuhku karna sentuhan yang tidak sengaja itu. Dadaku berdebar tidak karuan. Ratih yang lebih dulu menyadari, segera menarik tangannya lalu mengalihkan pandangan ke arah lain. Situasi menjadi canggung.

Aku berdehem untuk mencairkan suasana, lalu kembali berkata, "Lain kali hati-hati Ratih. Untungnya tidak sampai membasahi bajunya."

Ratih menoleh ke arahku, lalu tersenyum sungkan, "Iya mas. Maaf tadi aku tidak sengaja" ujarnya dengan nada menyesal.

Perlahan situasi diantara kami kembali hangat, kami terlibat perbincangan yang menyenangkan. Beberapa hal lucu yang kami ceritakan membuatnya tersenyum. Senyum itu , entah mengapa, terlihat begitu indah dimataku.

***

Reno merasa bingung dan heran dengan sikap Arjuna yang tiba-tiba menjadi ketus dan dingin kepadanya. Padahal Reno tidak merasa telah melakukan kesalahan apapun.

Reno mencoba mengingat ingat kembali, barangkali ia telah melakukan kesalahan tanpa di sadarinya. Namun tetap saja ia tidak menemukan dimana letak salahnya.

Selesai sarapan, Arjuna membawa tas kerjanya lalu melangkah keluar. Reno selaku asisten pribadinya berjalan mengikuti di belakangnya. Namun saat menyadari ponselnya tertinggal dimeja, Reno bergegas balik kanan untuk segera mengambil ponselnya. Baru juga tiga langkah ia berjalan, mobil Arjuna sudah melesat meninggalkan halaman. Reno melongo menyaksikan tingkah aneh majikannya itu.

"Ada apa dengan tuan Arjuna? Apa ada sesuatu yang sedang mengganggu pikirannya? kenapa sikapnya tiba-tiba berubah, seolah olah sedang marah padaku." batin Reno bertanya tanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status