Share

Bab 5

Reno memutuskan untuk segera menyusul Arjuna ke kantor. Karna mobil sudah dikemudikan sendiri oleh Arjuna, terpaksa Reno memesan taxi online.

Begitu sampai dikantor, Reno bergegas menemui Arjuna di ruangannya.

"Tuan Arjuna, bolehkah saya berbicara sebentar?" tanya Reno sopan.

"Bicaralah" jawab Arjuna tanpa mengalihkan pandangan dari laptop didepannya.

"Maaf tuan, apakah saya ada salah pada tuan?" lanjut Reno lagi.

"Tidak" sahut Arjuna singkat.

"Maaf jika saya lancang, apa tuan sedang ada masalah?" tanya reno hati-hati.

"Masalahku adalah aku tidak suka melihatmu dekat-dekat dengan Ratih." batin Arjuna. Namun bibirnya berkata sebaliknya. "Tidak ada."

***

Reno kembali ke ruangannya dengan menyisakan tanya. Seperti masih ada yang mengganjal dalam hatinya.

Arjuna menikmati makan siang yang ia pesan dari restoran mahal. Namun makanan yang biasanya terasa lezat dilidahnya itu kini terasa biasa saja. Entah kenapa, Arjuna merasa bahwa masakan Ratih jauh lebih lezat dan memanjakan lidahnya di bandingkan dengan makanan mewah yang sedang ia nikmati saat ini.

"Arrggghhhh, lagi-lagi aku teringat Ratih." teriak Arjuna kesal. Ia tak mengerti kenapa gadis itu selalu muncul dalam pikirannya. Seolah olah menjadi semacam magnet yang mampu menarik perhatiannya.

Arjuna kembali fokus pada makanannya, namun pikirannya malah membayangkan betapa nikmatnya masakan Ratih. Ia bahkan mulai membandingkan rasa masakan Ratih dengan hidangan yang ada dihadapannya saat ini. Bagi Arjuna, masakan Ratih lebih juara.

***

Sepanjang hari ini Arjuna terlihat lebih banyak diam, kadang juga terlihat sedang melamun. Reno yang dari pagi memperhatikan tuannya, menjadi prihatin. Dalam hati, Reno bertanya tanya apa gerangan yang sedang mengganggu pikiran tuannya. Ia yakin pasti ada masalah besar yang sedang dihadapi oleh tuannya itu.

"Bagaimana caraku membantu, jika tuan saja tidak mau menceritakan masalahnya padaku." batin Reno resah.

Karna rasa pedulinya yang besar pada Arjuna, Reno memberanikan diri untuk kembali bertanya, "Tuan, apakah anda baik-baik saja? saya perhatikan anda terlihat lebih banyak diam hari ini."

Arjuna melirik sekilas pada Reno, dengan muka datarnya kemudian ia menjawab, "Aku baik-baik saja."

Sejak tadi ponsel Arjuna terus berbunyi nyaring. Namun ia hanya melirik sekilas, tak berminat untuk mengangkat panggilan tersebut. Sayangnya si pemanggil tidal menyerah, dan ponsel itu kembali berbunyi nyaring.

Tidak tahan dengan suara berisik itu, dengan terpaksa akhirnya Arjuna mengangkat telepon itu.

"Ya, Ma." ucap Arjuna dengan malas.

"Kemana saja kamu Juna? mama telepon dari tadi , tapi tidak diangkat angkat!" omel Bu Prapti, mama Arjuna.

"Maaf, Ma, Juna sibuk. Jika tidak ada yang penting teleponnya Juna matikan sekarang." lanjut Arjuna.

"Nanti malam, datanglah ke rumah. Ada yang ingin mama kenalkan padamu" ujar Bu Prapti tegas. "kalau sampai tidak datang, mama coret kamu dari daftar ahli waris! ingat itu baik-baik Juna." Tut. sebelum Arjuna sempat menjawab, Bu Prapti sudah memutus sambungan telepon.

Arjuna menghela nafas panjang, merasa sedikit kesal dengan sikap mamanya yang selalu memaksakan kehendak. Namun disisi lain, ia tidak bisa mengabaikan ancaman mamanya yang akan mencoret namanya dari daftar ahli waris. Ah, mamanya membuat kepalanya pening seketika.

"Reno, bersiaplah. Nanti malam kita ke rumah utama. Mama menyuruhku datang ke sana." ucap Arjuna setelah turun dari mobil.

"Baik tuan." jawab Reno dengan mengangguk.

Arjuna melangkah masuk ke dalam rumah. Rasa haus membuat kakinya berbelok ke arah dapur untuk mengambil minuman. Membuka kulkas lalu mengambil air mineral. Meneguk satu botol air mineral membuat rasa hausnya hilang. Namun pening dikepalanya masih saja terasa. Jika seperti ini, maka merebahkan diri diranjang adalah pilihannya.

***

Reno telah rapi dengan pakaiannya, ia tengah menunggu Arjuna turun untuk berangkat ke rumah utama. Tak berselang lama, tampak tuannya turun dengan wajah lesu.

Sebenarnya Arjuna enggan datang ke rumah orangtuanya. Selain malas direcoki oleh ibunya yang selalu menyuruhnya untuk segera menikah, ia juga malas dijodohkan dengan anak dari rekan bisnis mereka. Itulah alasan mengapa Arjuna memilih tinggal dirumah yang berbeda. Ia malas jika setiap hari harus mendengarkan ceramah dari mamanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status