Share

lima puluh empat

Empat orang dewasa dalam kendaraan itu tak ada yang membuka suara. Semua diam termasuk Alif. Bocah itu memang belum mengerti apa yang telah terjadi. Namun, dia seolah bisa merasakan apa yang dirasakan oleh bundanya. Semuanya diam, memikirkan beberapa kemungkinan menurut versi masing-masing.

"Sabar ya, Mbak. Setiap musibah pasti ada hikmahnya," hibur Vina, gadis berlesung pipi itu tak bisa menahan diri ketika melihat Ambar berkali-kali mengusap sudut matanya.

Ambar mengangguk kecil. "Iya, Vin. Terima kasih," sahut Ambar. Setelah itu wanita berbintang Capricorn itu kembali mengusap sudut matanya yang basah.

"Aku bersyukur, Fitri dan Ibu ndak ada di sana. Aku ndak bisa membayangkan jika mereka sampai ...." Ambar tak bisa melanjutkan kata-katanya, butir bening asin itu meluncur deras di pipinya. Vina mengulurkan tisu, bibirnya tertutup rapat dengan mata berkaca-kaca.

Ponsel milik Ambar berdering, memecah keheningan dalam kendaraan yang tengah melaju itu. Mendengar nada panggilan itu memb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status