Share

lima puluh tiga

Sepanjang jalan Alif tak henti-hentinya bercerita pada Iyan yang duduk di samping kemudi taksi online yang mereka pesan. Sementara di bangku belakang ada Vina dan Ambar yang menyimak celotehan bocah berambut ikal tersebut. Sambil memainkan ponsel.

Kedua alis bundanya Alif itu bertaut ketika mengetahui ada beberapa panggilan tak terjawab dari Fitri. Ambar pun segera menekan ikon ganggang telepon. Tersambung, tetapi tidak diangkat. Ambar mengulang untuk ketiga kalinya. Namun, tetap tak diangkat. Ambar pun tak mengulangnya lagi. Mungkin, Fitri sibuk, pikir Ambar.

"Om, kapan kita naik pesawatnya?" tanya Alif tiba-tiba, membuat lelaki berpenampilan santai itu berpikir sejenak.

"Alif maunya kapan?" tanya Iyan akhirnya sambil mengelus rambut bocah yang duduk di pangkuannya itu.

"Besok," sahut Alif cepat dengan senyum merekah menghiasi bibir mungilnya.

"Kak, jangan begitu. Kakak kan baru sembuh," sela Ambar. Sebagai ibu, dia merasa tak enak hati, selain itu Ambar juga khawatir jika suatu saat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status