Share

tiga puluh lima

Rahayu datang dengan membawa mangkuk berisi minyak kelapa dan irisan bawang merah. "Sudah dikasih obat?" tanyanya pada Ambar yang duduk di pinggir ranjang sambil memijat kaki Alif.

"Sudah, Bu," sahutnya, kemudian menggeser duduknya, memberi ruang pada Rahayu agar bisa duduk di pinggir ranjang yang sama.

Setelah menambahkan beberapa tetes minyak kayu putih pada minyak yang dibawanya, Rahayu mulai membalurkan campuran minyak itu ke perut dan kaki Alif.

"Tengkurap dulu, Lif," titah Rahayu pada cucunya. Alif pun menurut, bocah itu menikmati setiap olesan dan pijitan dari tangan neneknya.

"Ini kamu kecapekan, Lif. Mangkanya badannya jadi panas. Sudah Nenek bilang, ndak usah ikut-ikutan ngejar layangan."

"Alif ndak ikut ngejar, Nek. Hanya ikut lari teman-teman." Alif membela diri.

"Ya sama saja, Alif," sahut Rahayu sambil mengurut kaki kecil cucunya. "Ikut lari juga kan?" imbuhnya. Alif mengangguk mengiyakan.

"Alif kenapa, Mbak?" tanya Fitri yang baru masuk.

"Badannya panas," sahut Ambar. "
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sri Minarni
mampus dah, smoga ada karma untuk Santi dan rudy
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status