Share

tiga puluh empat

"Kalau begitu undang saja dia ke rumah, Yan. Ibu juga pingin lihat, seperti apa orangnya. Heran aku sama lelaki seperti itu, nggak ingat apa bagaimana dulu berjuang dengan istrinya," gerutu Farida.

"Kenapa ibu yang sewot? Katanya nggak baik ngomongin orang," sahut Vina.

"Dari cerita Iyan, ibu menyimpulkannya gini, Vin. Dia manejer baru kan, Yan?" tanyanya yang dijawab anggukan anak lelakinya. "Itu berarti dia merintis karir dengan istri pertamanya. Jauh dari istri lalu terpikat wanita lain. Lelaki macam apa itu? Bagaimana dengan istrinya? Bagaimana dengan anaknya, jika mereka sudah mempunyai anak?" imbuhnya berujar.

Untuk sesaat tak ada yang manyahut. Semua diam, sibuk dengan pikirannya masing-masing, bahkan ketiga orang itu seolah bisa merasakan sakitnya menjadi mantan istri sang manejer.

"Kita kan nggak tahu bagaimana permasalahan, Bu. Jadi nggak usah menilai sepihak, seperti yang ibu katakan tadi. Tak baik kalau kita membicarakan orang lain." Handoko mencoba mendinginkan suasana.

"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status