Share

empat puluh satu

"Bang, Jum'at besok Mbak Ambar ngak bisa bikin nasi kotak," ucap Vina setelah menghampiri Iyan di kamarnya. Lelaki itu terlihat sibuk di depan laptop.

"Kenapa emang?" tanyanya dengan tatapan yang tetap fokus ke layar laptop.

"Alif masuk ke rumah sakit," sahut Vina. Saat ini gadis yang tengah menggunakan celana caka pans itu merebahkan tubuh mungilnya di ranjang sang kakak.

"Kita ke rumah sakit jenguk Alif yuk," ajak Vina setelah memiringkan tubuhnya, kali ini dia menatap intens pada sang kakak.

"Nggak bisa sekarang, Vin. Aku lagi sibuk," sahut Iyan.

"Ayo lah, Bang. Aku udah kangen sama Alif. Sejak di wa Mbak Ambar tadi, aku jadi kepikiran Alif terus."

"Ntar kalau ini sudah selesai. Kamu udah tahu Alif dirawat di rumah sakit mana?" tanya Iyan akhirnya. Karena sebenarnya dia juga merasa cemas dengan bocah berambut ikal tersebut, padahal mereka tak pernah bertegur sapa. Namun, Iyan sering memperhatikan tingkah pola Alif, ketika mereka sedang makan di warung Ambar. Ketika melihat Alif, d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status