Share

empat puluh delapan

"Aku pernah berpikir kalau itu kamu, Yu," ucap Farida di tengah-tengah isak tangisnya. "Ya kan, Pak, Vin?" Farida meminta dukungan pada suami dan putrinya perihal kecurigaannya. Rahayu tak bisa berkata-kata, wanita senja itu semakin mempererat pelukannya. Ambar yang menyaksikan kejadian itu ikut terbawa suasana, sesekali jemarinya mengusap sudut matanya yang mengembun.

Ambar melangkah menjauh setelah ponselnya berdering, tertera nama Fitri sedang memanggil, bundanya Alif itu segera mengangkatnya.

"Assalamualaikum, Fit," sapa Ambar setelah meletakkan ponsel di dekat telinganya.

"Wa'alaikumussalam, Mbak. Gimana kabar Alif?" tanya Fitri dari seberang sana.

"Alhamdulillah, baik. Kalau nanti ndak demam, besok sudah bisa pulang," sahut Ambar.

"Mbak, barusan aku dapat kabar dari kampung, kalau Mamakku sakit," ujar Fitri dengan suara yang terdengar lirih.

"Innalilahi, terus sekarang bagaimana, Fit?" tanya Ambar lagi.

"Aku ingin pulang, Mbak. Aku ingin bertemu dengan Mamak." Kali ini terdengar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status