Share

empat puluh tujuh

"Vin, habis gini kamu ada acara?" tanya Iyan setelah dia pulang dari Masjid.

"Nggak ada, Bang. Ada apa?" tanya Vina sambil melipat mukenah.

"Ke rumah sakit, yuk," ajak Iyan, membuat Vina menatapnya tak percaya.

"Duh, yang kangen," canda Vina. Gadis itu sangat bahagia mendengar ajakan kakaknya. Dari sekian wanita yang dekat dengan Iyan, tak ada satupun yang Vina suka, tapi dia langsung jatuh cinta sama Ambar, dan ingin menyatukan mereka walaupun dia seorang janda.

"Iya, aku kangen sama Alif." Iyan berkata jujur, kakak beradik itu memang saling terbuka, tak ada rahasia diantara mereka.

"Aku, aku seperti bersama Dewa ketika berdekatan dengan Alif," imbuh Iyan dengan pandangan menerawang.

"Bang, Dewa dan Alif itu berbeda, Abang jangan gitu. Kalau memang Abang sayang sama Alif, ya anggap dia seperti Alif, jangan anggap dia seperti Dewa. Dewa sudah tenang di Surga, begitu juga dengan Mbak Farah, Insyaallah. Mengapa Abang harus menyiksa diri? Dulu aku sangat menyukai Mbak Farah, karena dia b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status