Share

5. Gara - Gara Goyangan

       Amora menghirup dalam - dalam udara di sekitarnya, suara obrolan, tawa - tawa siswa - siswi dan bau mie ayam beserta teman - temannya membuat Amora menghayati semuanya dengan sedikit lebay karena alasan dalam satu kata, rindu.


"Maju, lo kenapa berdiri di tengah jalan?" Junior sedikit menabrak bahu Amora dari belakang.


Junior berjalan acuh menuju meja yang sering dia tempati, Amora menatap punggung Junior dengan meninju angin.


"Ngapain? Nangkep lalat, Mor?" suara Surya yang spesial mengalun aduhay di telinga Amora. Ngondek guys


Mengabaikan celotehannya, Amora merangkul Surya yang baru datang itu, membawanya menuju meja biasa.


"Dangdutan ga, Mor?" tanya Surya sebelum duduk.


Amora duduk dengan mengangguk."Siap beraksi, siapin aja barangnya.." katanya dengan so ngartis, pura - pura angkuh.


"Mor!" Ilham memeluk Amora sekilas."rindu banget gue, akhirnya lo mau dangdutan lagi, gue udah ga goyang, rasanya kaku.." keluhnya sembari duduk di samping Amora, merangkulnya.


"Sorry deh, gue lagi lupa diri kemarin - kemarin, sekarang gue udah di sembur bah dukun, udah normal!" serunya dengan senyum yang menyebalkan.


"Udah - udah, nih micnya, Mor.." Ratih mulai berseru heboh."go ~" lanjutnya semakin antusias.


Ayu ikut bersorak heboh, sungguh meja yang paling berisik.


Amora mengecek mic bluetooth itu lalu suara - suara sorakan heboh di meja lain pun mulai terdengar, oke saatnya Amora beraksi.


Mengandalkan ponsel yang di modip dengan spiker, milik Ilham. Dandutan dadakan pun jadi. Menambah keramaian kantin. Bahkan penjaga kantin pun mulai terbiasa dan malah terhibur.


Junior tersenyum tipis, sangat tipis. Entah kenapa, kali ini dia tidak suka melihat Amora yang bergoyang dan bernyanyi di depan para siswa yang berada di kantin.


Junior merasa gerah, apalagi melihat Ilham yang kadang memepet Amora dengan goyangan - goyangan ala biduan dangdut dan para om - om peminatnya itu.


Bahkan meja Junior sudah ikut heboh, bersorak dan kini malah mulai ikutan bergoyang tidak jelas.


Kali ini, hiburannya sangat tidak menghibur. Junior sangat panas, banyak sekali siswa yang datang ke kantin hari ini.


Haruskah dia tutup paksa kantin ini? Oke Junior ngawur!


***


"Akhirnya! Yuhu~ gue bisa rasain nyanyi lagi di kantin, suara gue masih bagus ternyata_" Amora menyenggol lengan Junior yang sedari tadi diam terus itu."ya ga? Suara gue ga berubahkan?"


Junior menatap Amora lurus, tanpa kata terus saja begitu hingga Amora gerah sendiri dan salah tingkah.


"Kenapa?" Amora mengerjap dengan mengedarkan pandangannya ke arah sopir, itu lebih baik.


Amora membolakan matanya saat merasakan Junior meraih dagu dan mengulum bibirnya.


Amora memukul bahu Junior, menarik diri dengan menatap Junior syok. Amora melotot pada Junior. Mengkodenya kalau di sana ada sopir.


Junior diam lagi, menatap ke depan lurus dengan tanpa ekspresi. Amora menggeleng samar, dia tidak percaya dengan suami dadakan dan rahasianya itu.


"Lo ga risih? Kita baru kenal sebentar tapi skinsh_"


Junior mendekat, berbisik pada telinga Amora."Ada yang lebih gila dari kita, pelacur dan para peminatnya.. Mereka ga kenal aja bisa, kenapa kita engga?" bisiknya lalu menjilat telinga Amora sekilas sebelum kembali ke posisi semula.


Amora refleks menjauh dengan menatap Junior risih, dasar laki - laki! Pikiran mereka terlalu simple!


***


Junior membuka kancing seragamnya, menahan Amora yang hendak menuju kamar mandi untuk berganti pakaian.


"Goyang kayak di kantin tadi, di depan gue.."


Amora mengangkat bahunya."Ih ga mau, mana ada musiknya di sini.." tolaknya dengan sewot.


"Musik ada, ayo!" Junior menyeret Amora ke dekat ranjang. Junior duduk di tepian ranjang, menunggu Amora bergoyang di depannya.


"Ga mau!"


Junior mencekal lengan Amora yang hendak kabur itu."Musik udah ada, kenapa lo nolak permintaan suami, sedangkan sama mereka lo kasih g****s!" suaranya terdengar kesal.


"Lo kenapa? Ada masalah sama tingkah gue itu? Biasanya jug_"


"Lo istri gue, gue ga suka liat lo di nikmatin banyak cowok!"


Amora melongo."Ha? Lo kenapa ih, nyeremin!" tangannya yang merinding dia usap.


Junior berdecak."Cepet! Goyang kayak yang di kantin, sambil nyanyi!" tegasnya.


Amora berdecak jengkel, dia pun bernyanyi dengan ogah - ogahan, bergoyang pun dengan tidak berpower.


Junior memandangnya, walau berbeda dengan yang di kantin tetap saja Amora sama menggiurkan seperti saat di kantin. Mungkin karena sudah pernah merasakan Amora di bawahnya, Junior jadi gampang terpancing.


Amora memekik kaget saat Junior menariknya, membantingnya pelan ke ranjang lalu menindihnya dengan beberapa kecupan di rahang dan lehernya.


Amora gelagapan, waktu masih sore dan dia tidak mau sampai seperti malam  waktu itu kembali terulang. Amora belum siap untuk menggila dengan keadaan pikiran dan perasaannya yang kacau.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status