Share

Pulang

Besoknya, sekira pukul sepuluh, aku diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Sebab Cipta harus masuk sekolah, dan baik Ambar maupun Hendra punya kesibukan tersendiri, akhirnya aku pulang bersama supirku, Supriyadi.

"Untung Ibu nggak kenapa-kenapa, kalau tidak ... kalau tidak pasti saya merasa bersalah seumur hidup." Pria paruh baya itu berkata begitu aku memasuki mobil.

"Tak apa, Pak. Itu bukan salah bapak."

Menurut penuturan Hendra, supirku sudah sampai lebih awal di parkiran. Tetapi asisten Haris langsung menyeretnya secara paksa lalu membawa mobil entah kemana.

Sampai detik ini, mobil tersebut masih dalam penanganan pihak berwajib. Untuk sementara, Hendra meminjamkan mobilnya padaku.

Dengan wajah haru, Supri berkata lagi. "Semoga Ibu selalu dalam lindungan Tuhan. Ibu orang baik."

Aku tersenyum kecil sembari menatap ke jalanan yang ramai di luar sana.

Hatiku penuh dilema, antara memenjarakan Haris atau mengikuti kema
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status