Share

Bab 104

Tentu saja Mumu tidak ingin langsung mengalah.

"Tapi.."

"Udah! Kamu diem aja. Iman lagi nyetir. Jangan bikin Dia marah!" bentak Hasby. Mumu langsung membungkam mulutnya.

"Dari situ belok kanan, Man." pinta Samir. Iman membelokkan mobilnya ke kanan.

Ternyata Samir ingin mengajak Hasby makan - makan karena Dia baru saja memenangkan proyek yang lumayan menguntungkan. Ia tidak keberatan saat Hasby ingin mengajak adik - adiknya.

Iman yang baru saja makan di rumah masih merasa perutnya kenyang. Apalagi Samir membawa mereka ke restauran cepat saji yang ada dalam sebuah Mall yang Iman tidak terlalu berselera memakannya.

"Kamu kok nggak makan, Man?" tanya Samir saat Iman hanya memesan segelas kopi.

"Saya baru makan di rumah, Bang. Masih kenyang."

"Dia mah nggak doyan makan makanan beginian, Bang. Lidahnya lidah kampung." Mumu tertawa meledeknya. Hasby menyenggol lengan Mumu.

"Emang kenapa kalau lidahku lidah kampung? Nggak nyusahin orang, 'kan? Daripada punya lidah kota tapi bisanya cuma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status