Share

Bab 107

Edi berusaha menjelaskan kesehariannya selama di rumah bersama Sari. Alasannya beberapa hari ini ia dan anak - anak sering meninggalkan Sari sendirian.

"Kalau nggak pakai ramuan hijau itu, bau busuknya menyengat. Ada saatnya Aku nggak tahan."

"Astaghfirullah.." Yanah mengurut dadanya.

"Jadi bagaimana sekarang?"

Tidak ada yang bisa menjawab karena semua juga menanyakan hal yang sama.

Yanah menatap kedatangan Sari di kursi rodanya dengan keharuan yang menyeruak dalam rongga dadanya. Sari terlihat tenang meski lemah dan pucat.

Dada Sari tertutup perban. Tidak ada lagi warna hijau. Benar kata Edi, bau busuk samar tercium, mungkin sedikit terhalang oleh perban itu.

"Sari, Kamu udah nggak papa, 'kan?"

"Memang nggak papa. Ngapain coba, orang lagi tidur di bawa ke sini. Buang - buang uang aja." celetukan Sari membuat yang lain berusaha membuat senyum di wajahnya. Kalau Sari hanya tidur, ngapain juga mereka sampai sepanik ini?

"Jadi habis berapa biayanya? Mahal, 'kan? Pasti pakai uang bang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status