Share

Bab 115

Iman yang ingin masuk kamar tertahan di balik pintu. Ia tercenung mendengar pertanyaan Doni.

"Kenapa Mamah yang selalu punya uang jika diminta sedang Papah enggak? Kan Papah yang nyari uang?"

Itulah kehebatan seorang ibu. Ia dapat memilih mana yang harus didahulukan. Ia memilih tidak membeli apa - apa asalkan kebutuhan si anak tercukupi.

Uang 50 ribu di tangan Iman akan berbeda jalannya dengan uang yang sama di tangan Nisa. Itu yang terjadi pada hampir seluruh ibu - ibu di dunia ini.

Mau dibuktikan?

Iman lalu memasuki kamar.

"Kamu nggak percaya sama Papah?" Iman memelototi Doni.

"Begini, 'kan." Doni bangun dari sisi tempat tidur.

"Belum juga apa - apa udah ngomel - ngomel. Malas, 'kan?" Iman melongo saat Doni langsung keluar dari kamar setelah mengucapkan itu.

"Papah salah, ya?" keluh Iman. Selama pemancingan tidak beroperasi semua biaya sepenuhnya berasal dari dirinya. Meskipun itu jauh dari kata cukup.

"Papah duduk dulu." ajak Nisa. Ia menepuk sisi tempat tidur yang ditingg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status