Share

Bab 103

Lagi - lagi Sari mengucapkan sesuatu yang mengejutkan Nisa.

"Teteh takut mati nggak ada yang tahu."

"Ishh!"

"Temani Teteh, ya? Seenggaknya sampai ada ganti Kamu nanti." mau tak mau Nisa mengangguk.

Nisa berpikir. Apa yang dikatakan Pak Kyai itu sampai Sari terus menerus menyebutkan kematian?

"Aku pulang, ya." Nisa memeluk dan mencium punggung tangan Sari saat melihat Edi memasuki rumahnya tepat azan Zuhur berkumandang.

"Pulang dulu ya, Bang." Angguk Nisa pada Edi.

"Ya Nisa, makasih." Edi tersenyum lebar.

Nisa berjalan pulang dan melihat saudara - saudara Iman yang lain sedang berkumpul di depan rumah Yanah. Ada Hasby juga. Tapi tak ada Iman di sana.

Nisa hanya menganggukkan kepalanya saat melewati mereka menuju rumahnya.

"Nisa!" panggil Yanti. Nisa berhenti melangkah dan menoleh pada mereka yang kini semua tengah menatapnya.

"Teh Sari sama siapa?" tanya Yanti lagi. Dari nadanya ia seolah menyalahkan Nisa yang sudah meninggalkannya.

"Ada Bang Edi." jawab Nisa dengan hati k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status