Share

Bab 28-Satu Peluang Menggoda Alfian

Bunga mendekap mulutnya erat-erat, seakan masker yang dia pakai tidak cukup untuk menyamakan suaranya. Meskipun semua itu sudah terlambat. Alfian sepertinya mendengar apa yang dia ucapkan barusan. Dia yang bersepeda dari kampung halamannya menuju Jakarta.

"Astagfirullah, kenapa mudah sekali mulutku bocor," batinnya.

"Apa aku nggak salah dengar? Kamu, motoran dari Jawa ke Jakarta." Alfian tak percaya. Dia sanksi, gadis imut seperti Raihana bisa melakukan perjalanan sejauh itu.

"Iya. Hmmm, biar irit."

"Dengan siapa? Berani sekali kamu." Alfian masih meragukan cerita Bunga. Dia memegangi troli di bagian depan, sedangkan Bunga pada bagian pegangan. Terjadi aksi dorong mendorong. "Aku tahu kamu, minggat karena persoalan keluarga. Gak boleh kuliah, malah disuruh kawin, kan?"

"Jadi, Ndoro sudah tahu?"

"Tahu apa? Soal kamu dipaksa nikah sama orang tuamu?"

Mata Bunga pura-pura membelalak. Ternyata Alfian sudah tahu. Apakah karena itu laki-laki itu baik padanya? Merasa kasihan padanya, si bo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status