Neila masih diam, ia tidak mau Jack tahu. Karena ia takut Jack kembali bekerja di dunia hitam dan berakhir seperti Ruzel.
“Aku menangis, karena mimpi buruk!” bohong Neila yang masih terisak dengan tangisannya.
“Mimpi buruk?”
“Aku mimpi kamu pergi dengan wanita lain dan membuangku di sini, jadi aku keluar untuk memastikannya!” Neila masih melanjutkan kebohongannya untuk menutupi apa yang terjadi barusan.
“Aku tidak mungkin pergi dengan wanita lain, hatiku untuk kalian berdua. Mimpi seperti itu jangan di masukkan ke dalam hati. Hari ini aku sengaja pulang awal untuk membantumu memasak dan mengasuh Angelus, apa kamu tidak senang?” tanya Jack yang mengecup kening Neila.
Neila menampakkan wajah bahagianya. Ia menatapi Jack dengan mata yang masih basah.
“Senang,” jawab Neila tersipu malu.
“Ayo kita masuk ke dalam, bahaya di luar dengan cuaca akan hujan!” ajak Jack kepad
"Aku tidak akan membiarkan kau maupun Romeo mengugurkan bayiku," pekik Ruster dengan lantang.Wajah Raven memucat seketika."kau sudah tau, bahwa sedang kau hamil?""Aku bukan wanita bodoh, kalian mungkin bisa merahasiakan ini semua tapi sayangnya tidak berlangsung lama. kalian punya niat jahat pada kehamilanku. Bayi ini milikku, jadi biarkan aku pergi dan aku tidak minta apapun dari kalian berdua. aku tidak minta pertanggung jawaban biarkan aku dan bayiku hidup tenang hanya itu yang aku inginkan," isak Ruster dengan tangisan.Raven terdiam, ia berusaha berpikir siapa yang kasih tahu Ruster. Bahwa ia punya niat jahat setelah semua penganggu ia lenyapkan dari muka bumi.Sebuah mobil sport merk mayback lain berhenti, sosok Romeo keluar dari dalamnya menatap heran pada Ruster dan raven secara bergantian."Ada apa ini?" tanya Romeo yang melangkah mendekati keduanya."Tanyakan saja pada istrimu yang bodoh itu,” balas Raven yang
Pria itu mempunyai wajah tegas, mata setajam elang, berhidung mancung dengan aura dominant. Wanita manapun selalu berharap agar pria itu mau semalam saja untuk menyentuh mereka. Tapi semua sangat sulit mendapatkan simpatik dari pria itu. yang kini patah hati dengan melampiaskan minuman ke wine."Raven, tumben kau ke sini!" sapa seorang wanita cantik berpenampilan modis dengan mengenakan dress merah menyala sangat pas di tubuh moleknya.Raven hanya melirik malas sambil menghabiskan minumannya sampai tandas."Apa kau begitu kesepian karena Romeo asik dengan istrinya hingga kau mencari kesenangan disini?"ucap Aelin dengan melirik Raven yang semakin membuatnya bernafsu tinggi. sejak Raven dan Romeo tidak mau lagi menggunakannya sebagai alat kepuasan. selama itu juga sangat sulit menemukan pria yang bisa membuatnya menjerit nikmat saat melakukan sex personal atau trisome."Tutup mulutmu jalang, kau terlalu berisik dan merusak telingaku!” balas Raven deng
“Terima kasih dan sampai jumpa!” balas Keith yang pamit kepada Zeus yang berwajah seperti topeng tanpa ada expresi.Zeus hanya mengangguk paham dan segera pergi dari hadapan ketiganya. Ia sudah mulai menjalankan permainan kecil agar tuanya segera sadar dengan perasaan masing-masing.***Setelah pulang dari kantor Romeo memutuskan pergi ke rumah mertuanya, tepatnya akan menjadi mantan mertuanya karena ia akan bercerai dengan Ruster atas permintaan Raven. walau sebenarnya sangat berat di lakukannya oleh Romeo.Hari ini Romeo sangat merindukan istrinya dan semalam ia tidak bisa tidur nyenyak. Romeo hanya berharap Ruster mau menemuinya, karena Romeo sudah menyiapkan alasan.Romeo melirik sekilas bunga mawar putih yang terangkai indah di samping kursinya. Sebelumnya Romeo sempat mampir ke toko bunga membeli bunga mawar putih dan berharap Ruster akan suka menerimanya. Mengingat Ruster tidak suka mawar merah.Suara nafas pan
Romeo memang marah padanya dan Raven sudah tahu itu. karena Raven sama sekali tidak memperdulikan permintaan Romeo untuk mencari keberadaan Ruster.Raven mengusap kasar wajahnya sekilas, apakah ia harus turun tangan mencari istri adiknya itu yang sudah jelas ingin Raven lupakan. tapi melihat keandaan Romeo seperti ini. Raven tidak tegah melihat penderitaan adik yang paling ia sayangi selama ini dan ia juga akan berhenti mencari siapa orang yang membuat semuanya menjadi kacau.Di dalam kamar mandi.Air shower mengalir membasahi tubuhnya yang terpahat sempurna, pria itu terdiam membeku dan memejamkan matanya erat meresapi tetesan air yang dingin mengalir di permukaan kulitnya.Sudah dua bulan, Romeo kehilangan istrinya tanpa bisa melihat tanpa bisa di menyentuhnya. Romeo tidak tinggal diam. Dalam mencari keberadaan istrinya tapi keberuntungan tidak berpihak padanya.Memang sangat menyedihkan, Romeo sudah mengeluarkan uang banyak untuk membayar dektek
"Bukan urusanmu, sebaiknya kau pergi dari sini!” balas Ruster dengan nada ketus.Raven memperlihatkan senyuman lebarnya yang membuat Ruster merasa ngeri.Bunyi langkah sepatu perlahan mendekati Ruster yang menatap waspada ke arah Raven. Ruster memundurkan tubuhnya hingga sampai kesudut tembok dan Raven menghimpitnya. Dengan meraih pinggang Ruster yang membuat Ruster terlonjak kaget.Ruster menutup kedua mata almondnya dengan detak jatungnya berpacu cepat. Karena jarak mereka sangatlah dekat. membuat Ruster semakin salah tingkah dan hampir tidak bisa bernafas dengan baik.Tangan Raven mengusap lembut perut Ruster yang di pekirakan kandungannya sudah empat bulan."Bagaimana perkembangan anak kita?" tanya Raven dengan suara lembutnya."Bu..kan urusanmu," Ruster ingin menjauh dan seketika Raven menahannya. ia menatap tajam pada Ruster."Apa mau mu kesini? Tanya Ruster yang mengumpulkan semua keberanian untuk melawan Raven.Ru
Ruster terengah-engah saat ciuman terlepas dan pandangan mata mereka saling bertemu. begitu intensnya, seakan mampu menggugurkan pertahanan Ruster."Turuti perintahku," ucap Raven yang tidak mau di bantah.Ruster meneguk salivanya kalau melihat Raven seperti ini bulu kuduk Ruster selalu merinding. karena kepribadian pria ini kadang berubah begitu cepat. Tetiba air mata Ruster jatuh dengan deras."Bodoh!" ucap Raven yang meraih tubuh Ruster dan memeluk wanita itu dengan eratnya.Raven terpaksa menggunakan kekerasan pada Ruster, karena ia sudah tidak tahu cara membujuk Ruster pulang dan usahanya mencari siapa yang menghasut Ruster pergi dari rumah juga sia-sia. Semua karena Romeo mengacaukan semua rencananya dengan menyakiti diri sendiri.Dari kejauhan, Keith melihat ke arah Zeus.“Kau yakin, kakakku akan baik-baik saja?” tanya Keith yang cemas dengan kakak perempuannya yang saat ini hamil.“Yakin seratus persen dan ak
"Maafkan aku lain kali aku akan menahan diri,” ujar Raven yang tahu Ruster meringis saat melangkahkan kakinya."Memang seharusnya begitu, biar tidak menyakitiku!" balas Ruster.Saat mereka memasuki rumah, Raven melepaskan tangannya yang menggenggam tangan Ruster. Tatapan Raven yan memperhatikan Romeo menuruni anak tangga.Wajah Romeo tercengang, terpancar kebahagian di mimik wajahnya. senyumnya melebar."Ruster?" Romeo bergegas menghampiri istrinya dan memeluknya erat hingga Ruster terlonjak kaget."Ya Tuhan benarkah ini kau, aku merindukanmu dan kemana saja kau selama ini. aku terus mencarimu selama ini, tapi aku tidak pernah bisa menemukanmu!" jelas Romeo dan menciumi wajah Ruster, ia tidak menyadari keberadaan kembarannya, yang masih berada di antara mereka."Aku hanya menenangkan diri,” alasan Ruster."Tidak akan ku lepaskan lagi dan aku tidak peduli dengan apapun. yang penting kita tetap bersam selamanya," ujar
"Hemm..""Apa kau ingin makan sesuatu?" tawar Ruster ramah."Kau bersikap seolah kau adalah istriku, apa kau menganggap serius pernikahan kita?" cibir Raven dengan nada sinisnya. Karena ia sudah memutuskan untuk mengubur perasanya pada Ruster.DegPerkataan Raven begitu menusuk ulu hati Ruster dan wajahnya memucat dengan tatapan kaget ke arah wajah Raven."Seluruh dunia pasti tahu, bahwa pernikahan kita tidak sah dan berhentilah seolah menjadi istri untukku!" lanjut Raven dengan nada sinisnya yang lebih menusuk hati.Raven berjalan mendekati Ruster dan berbisik di telinganya."Kau hanya pelacurku dan aku sudah bosan padamu."Ruster menatapi Raven dengan mata berkaca-kaca, ia kecewa atas semua sikap Raven, yang selama ini lakukan padanya."Jadi kau hanya membodohiku, kau berpura pura manis dan hanya ingin mengajakku kembali ke rumah ini?" pekik Ruster dengan suara penuh kemarahannya."Tepat sekali."PLAK