Share

43. Terpaksa Mengobrol dengan Mama

Seekor sapi gemuk sudah tertambang di belakang rumah. Hewan itu dengan lahap memakan rumput yang tadi di sediakan Abah. Sekali-kali Fadil, ditemani Abah, menyodorkan dedaunan ke arahnya.

Entah berapa uang yang sudah dihabiskan Abah untuk membeli sapi gemuk itu. Saat aku bertanya, Abah mengelak tak mau menjawab sama sekali. Aku yakin, harga hewan itu tak kurang dari 15 juta.

Kadang ada rasa tak enak di hati. Di usianya yang sudah lanjut, Abah masih saja mengeluarkan uang untukku dan juga Fadil. Bukannya berbakti dan gantian memberi mereka, aku malah terus saja merepotkan.

“Abah dapat harga berapa ya Mi, sama Juragan Toyib?” bisikku pada Umi.

Umi mengangkat bahunya. “Umi juga gak tau, Nai. Sudah, kamu gak usah pikirin,” elak Umi.

Aku mengamati mimik wajah Umi. “Hmm. Kayaknya gak mungkin sih, kalau Abah gak ngasih tau Umi,” sahutku santai.

Umi terkekeh. “Memangnya kenapa kalau Umi tau? Kamu mau protes? Udah, sana. Kamu cepat catat bumbu sama bahan-bahan apa saja yang mau dibeli di pasar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status