Share

Chapt 42

Seperti yang dikatakan Zafir, sore ini Mazaya tengah berada di Lapangan tenis Komplek. Langit muram dan menghitam, namun tidak mematahkan semangat Mazaya untuk bermain meski ia hanya menggunakan mesin pelontar bola. Semakin lama diperhatikan, ritme permainan semakin cepat. Bahkan pundak Mazaya tampak sedikit bergetar dan sesekali tangannya mengusap kedua pipinya.

Hujan rintik tak membuatnya berhenti bermain, Daffa melihat hal itu dari dalam mobil sontak menghampiri wanita muda itu.

"Mazaya stop!" Daffa meraih raket milik Mazaya.

"Apa - apaan sih Mas?" Mazaya menatap nanar Daffa, ia menunjukkan ekspresi tidak bersahabat. Bahkan Daffa menangkap mata Mazaya sembab seperti menangis, namun hal itu hanya terlihat samar karena air hujan.

"Hujan Zay, stop dulu mainnya." Daffa menarik pergelangan tangan Mazaya, namun mendapat tepisan dari wanita itu.

"Apa peduli kamu Mas?"

"Jelas saya peduli sama kamu Mazaya!" Tatapnya dengan rahang sedi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status