Share

BAB 20 Hadir Ke Pernikahan

"Mah? Rumah kita di hias banyak bunga?" Anakku berkomentar. Aku datang berdua bersama Afni. Ibu tidak ikut karena ia bilang lebih baik jualan saja. Takut emosi dan tidak bisa mengendalikannya.

"Iya. Menikah memang umumnya kayak gini. Banyak riasan," kujawab sambil meneduhkan hati. Surat gugatan perceraian sudah ada di dalam tas. Kini aku harus ikhlas melihat Mas Jimy menikah lagi. Biar ini juga kujadikan bukti ke pengadilan.

Entah mengapa anakku malah terdiam.

"Kamu kenapa, Nak?" tanyaku seraya mensejajarkan tubuh ini dengannya yang sudah memakai baju yang sama denganku. Baju semi gaun berwarna abu-abu.

Kepalanya menggeleng. "Aku punya ibu tiri?" ucapnya membuat hati ini letih. Kamu tahu, Nak?

"Sayang, kamu jangan sedih, ya? Kita harus perlihatkan sama ayah kamu kalau kita juga ikut bahagia." Aku mengelus rambutnya yang sudah di ikat dan kuhiasi dengan aksesoris kupu-kupu cantik.

"Mbak Hanah?" Seseorang menyapaku.

"Mbak?" Aku menyapa balik.

"Saya gak nyangka Mbak Hanah ikhlas di mad
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status