Share

BAB 22 Pertolongan

"Keluarga suami Mbak Hanah itu sepertinya sakit semua, ya?" Pak Zen dan aku berjalan dari halaman rumah Mas Jimy. Ia berkomentar mengenai sikap keluarga Mas Jimy.

"Saya juga gak tahu, Pak. Untungnya saya telah keluar dari rumah itu. Tapi, tetap saja kalau di luar bertemu, mereka selalu ganggu saya." Aku menanggapi komentar Pak Zen. Kami pun mengobrol sambil jalan. Pak Zen nampaknya datang hanya berjalan kaki. Tak mengendarai mobil atau motor. Mungkin karena jaraknya dekat.

"Iya. Lain kali kalau Mbak Hanah bertemu mereka, lebih baik cepat menghindar saja. Sepertinya mereka memang pada sakit jiwa. Maaf, ya?" Pak Zen masih ngenes pada keluarga Mas Jimy. Apalagi Mas Yanto.

Aku mengangguk pelan sambil tersenyum. "Iya, Pak. Oh ya, saya sangat berterima kasih atas pertolongan Bapak tadi. Kalau Bapak tidak datang, astaghfirullah! Saya gak tahu, apa saya bisa lolos atau tidak. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih, Pak." Kembali kuutarakan rasa terima kasih pada Pak Zen. Berkat pertolongannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status