Share

BAB 37 Ide Kepepet

"Hanah, aku rindu sentuhan ini."

Teg!

Berkali-kali kutelan saliva karena kaget. Dan kekagetan ini memuncak menjadi sebuah kepanikan.

"Jangan macam-macam kamu! Dasar lelaki bejad!" Bentakku. Kutodongkan telunjuk ini padanya. "Kita sudah tak muhrim lagi. Kamu sudah menalak aku. Ingat di depan minimarket itu 'kan, Mas?" Nadaku tak bisa pelan.

Ia malah dengan santai mendorong tubuh ke kursi minimalis. "Jangan duduk. Pergi kamu!" Aku kembali mengusirnya.

"Hanah. Kita memang akan bercerai. Tapi ... kamu masih harus melayaniku. Seperti kamu melayani si pemilik hotel itu." Sambil bicara ia elusi dagunya. Penglihatan tajam penuh hasrat. Menggambarkan kalau dia adalah pria hidung belang.

"Jaga bicara kamu! Aku ini tidak serendah apa yang kamu pikirkan!" Kutatap dia dengan nanar. Lalu tubuh ini kubalikan ke gagang pintu, dan aku terus berusaha membukanya.

"Iih! Susah sekali!" Aku benar-benar kesal dengan pintu yang tak kunjung membuka. Darahku mengalir deras. Dag-dig-dug detak jantung sudah tak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status