Share

Bab 19: Harapan dalam Penolakan

Mendung menyambut kehadiran Adam di Rumah Sakit Melati sore itu. Dia berdiri di parkiran, tepat di sebelah motor matiknya yang tua. Tatapannya tertaut pada bangunan tiga lantai dengan cat orange yang terang. Beberapa orang lalu lalang tanpa tertarik pada dirinya. Sebuah ambulance juga masuk, menurunkan seorang pasien yang terbaring lemah di atas brankar. 

Setiap yang dipandanginya saat ini, mengundang ingatan Adam akan kejadian yang dialaminya saat sang ayah meninggal dunia. Keuangan yang terbatas, serta sanak keluarga yang tidak ramah membuat dirinya sulit mendapatkan bantuan. Ayah Adam hanya menerima perawatan di rumah sakit umum, melalui kartu sehat yang diangsurnya setiap bulan. Sedang Azizah, terbaring di rumah sakit swasta yang harga permalamnya melebihi gaji honor pria itu. 

Adam menarik dalam napas. Dadanya membusung, sesak terasa di pucuk hati. Bahkan perkara sehatnya, terasa jelas bedanya. Azizahnya di atas sini, sedangkan kemampuan pria itu masih d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status