Share

Bab 31

“Sebetulnya … aku hanya ragu, Ky. Ragu dan kecewa terhadap Kafka. Tapi perasaan cintaku tak berubah kepadanya,” lirih Nazwa.

“Jadi … Kamu memilih Kafka?” tanya Razky mencoba menegaskan.

Nazwa mendesah. Ia menundukkan kepalanya. Tak mengiyakan, tak juga mengatakan tidak. Nazwa mengangkat bahunya dan perlahan menatap Razky gamang.

Razky pun mengembuskan napasnya. Ia mengerti kerisauan yang sedang dirasakan Nazwa.  Ah, Razky! kamu malah menambah beban pikirannya! Maki Razky pada dirinya. “Baiklah,” ucap Razky kemudian. “Angel, maaf jika pernyataanku malah menambah bebanmu. Dengar, abaikan saja perkataanku tadi ya. Kamu benar, cinta adalah hal yang tidak bisa dipaksakan. Aku … Aku rasa, aku bisa menerima keputusanmu tentang perasaanku. Toh, sedari awal pun aku tak berani berharap kamu membalas perasaanku,” kekeh Razky terdengar miris. “Jadi … Jangan kuatir ya. I’m fine,” ujar Razky meyakinkan Nazwa.

“Terima kasih, Ky,” ucap Nazwa tulus.

“Sama

saraswatinda

Hi my lovely readers ... Mohon maaf ya, untuk jeda publishnya. Karena ada hal yang harus diurus di dunia nyata, jadi mungkin publish akan terjeda. Tapi, sebagai gantinya, Author memperpanjang jumlah kalimatnya. So, happy reading ...

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status