Erlina mengedipkan sebelah mata pada Irma, menyuruhnya berhenti bicara.Namun, Irma merasa kalau ini kesempatan langka karena bisa memojokkan Hazel. Jadi, tentu saja dia akan memberinya pelajaran dengan baik. Dia tidak terlihat menerima isyarat Erlina.Saat Irma mengangkat lengan bajunya, Erlina tahu semuanya sudah berakhir.Hazel memiliki bukti video di tangannya.Dia hanya merasa sangat menyesal saat ini.Jika dia tahu Irma akan bersikap sebodoh ini dengan makin mempermalukannya, dia seharusnya tidak datang ke rumah ini.Sekarang, dia berada dalam situasi sulit. Mendapat tatapan dingin dari Sergio, pikirannya tiba-tiba menjadi buntu. Dalam waktu singkat, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan.Bibir merah Hazel tertarik membentuk senyuman tipis. Dia melangkah maju dan berkata, "Nona Erlina, kemampuanmu untuk menjatuhkan seseorang benar-benar telah mengajariku banyak hal."Mata Liana menatap keduanya bergantian. Lalu, dia bertanya dengan ragu, "Apa yang sebenarnya terjadi?"Erlina la
Hazel mengusap telinganya dan memandangnya dengan santai. "Suaranya terlalu kecil, aku nggak dengar.""Maaf, aku salah!" Erlina memejamkan mata dan meninggikan suaranya.Hazel mengangguk puas. "Katakan, di mana kesalahanmu?"Air mata Erlina jatuh tak terbendung dan dia mengeluh dengan tegas, "Hazel, sudah cukup. Aku sudah berlutut dan meminta maaf. Apa lagi yang kamu inginkan? Kamu juga nggak terluka, akulah yang menjadi korban di sini."Hazel menatapnya dengan tatapan dingin dan berkata, "Kamu terluka karena kamu menjatuhkan diri dari tangga, apa hubungannya denganku?"Erlina mengalihkan perhatiannya pada Sergio, berharap Sergio bisa membantunya.Namun, yang membuatnya kecewa adalah Sergio bahkan tidak mau memandangnya.Dia tidak punya pilihan selain meminta maaf lagi.Hazel mengangguk puas dan mengingatkan, "Aku tahu kamu ingin menjadi bagian dari Keluarga Hardwin, tapi Sergio itu milikku. Selama aku masih ada, kamu nggak akan punya kesempatan! Jadi, lebih baik kamu sadar diri saja."
Setelah keluar dari kediaman lama, Sergio meminta sopir kembali ke Grand Permata.Dia berkata kepada Hazel, "Aku akan mengantarmu pulang dulu, baru pergi ke perusahaan."Hazel tidak ingin Sergio bolak-balik, jadi dia berkata, "Aku bisa naik taksi pulangnya. Kamu langsung ke perusahaan saja, jangan khawatirkan aku."Sergio tiba-tiba menghampiri dan memeluk pinggang ramping Hazel.Dia tiba-tiba mendaratkan sebuah ciuman, yang sontak langsung membuat Hazel tertegun dan menatap Sergio dengan tatapan kosong.Sergio terhibur dengan keterkejutannya. Dia mengulurkan tangan dan mengusap puncak kepala Hazel.Melihat harmonisnya hubungan keduanya, sopir pun tersenyum. "Nyonya, apa Nyonya nggak mengerti? Tuan hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Nyonya."Hati Hazel sedikit bergetar, dia memandang Sergio dengan tatapan bertanya-tanya. "Benarkah begitu?"Sergio menempelkan keningnya ke kening Hazel, lalu mengecup pelan bibir merahnya."Bagaimana menurutmu?"Pipi Hazel tiba-tiba memerah
Awalnya, Krisna ingin memanfaatkan jamuan Keluarga Hardwin beberapa hari lalu untuk mendapatkan investasi. Namun, tidak ada satu pihak pun yang bersedia berinvestasi.Dia tahu pasti ada Sergio dibalik semua itu.Jadi, dia pergi ke Perusahaan Hardwin selama beberapa hari berturut-turut, mencoba mencari bantuan dari Sergio.Namun, pengamanan di Perusahaan Hardwin sangat ketat dan tidak mungkin dibobol secara paksa.Bahkan jika Sergio keluar, akan ada sekelompok pengawal di belakangnya. Dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk mendekat.Jadi, dia hanya bisa mendatangi rumah Sergio untuk mencoba peruntungannya.Tidak disangka dia akan benar-benar bertemu Sergio seperti ini.Hazel tertawa dan menjawab marah, "Krisna, kamu percaya diri sekali. Mau minta tolong pun setidaknya harus punya modal. JY Group sedang kacau sekarang, atas dasar apa kamu meminta Sergio untuk menyuntikkan modal?"Krisna menatap tajam ke arah Hazel dan menegurnya dengan galak, "Apa menurutmu mengelola perusahaan sesed
Wajah Krisna berkedut, tetapi dia hanya diam.Suasana hatinya saat ini benar-benar sangat buruk.Ini juga pertama kalinya dia menyadari secara mendalam apa artinya menjatuhkan batu ke kaki sendiri.Demi kerja keras Kirana? Itu hanyalah alasan yang digunakan untuk menipu Hazel, seorang gadis kecil yang belum berpengalaman.Pada saat itu, dia mendapatkan saham perusahaan dengan cara ini.Sangat disayangkan dia terlalu terbawa suasana hingga lupa kalau Sergio juga telah berkecimpung di dunia bisnis selama bertahun-tahun dan bisa melihat pikirannya secara sekilas.Melihatnya terdiam, Sergio tersenyum sinis, "Tuan Krisna, kalau nggak ikhlas sebaiknya jangan mudah berjanji. Aku jadi menganggapnya serius, 'kan!"Krisna tercekat hingga tidak bisa berkata-kata, wajahnya pun langsung memerah.Hazel menghampirinya dan mencibir, "Kamu nggak pantas menyebutkan ibuku! Kalau ibuku masih di sini, mana mungkin kamu akan punya kesempatan mengurus perusahaan? Aku sarankan, kalau nggak punya kemampuan, le
Kedatangan Krisna menjadi alarm bagi Hazel.Pengambilan warisan miliknya di tangan Krisna harus dipercepat. Jika tidak, semuanya akan terlambat kalau sampai JY Group dihancurkan oleh Krisna."Butuh bantuanku nggak?"Hazel menggeleng, lalu menjawab, "Aku masih bisa menyelesaikan masalah ini sendiri."Melihat ekspresi penyesalan di wajah Sergio, entah kenapa Hazel menjadi bahagia. Dia memegang wajah Sergio, lalu mencium dan menghiburnya, "Kalau ada hal yang nggak bisa aku selesaikan, aku pasti akan minta bantuan kepadamu."Dia sebenarnya tidak ingin terlalu bergantung pada Sergio, ingin menangani sendiri segala sesuatu tentang ibunya.Hati Sergio meleleh ketika melihat binar di mata Hazel yang jernih. Mana mungkin dia memedulikan hal lain. Seketika, dia mengangguk dan menyetujuinya tanpa berpikir.Setelah mengambil keputusan, keesokan harinya Hazel berniat menemui pengacara yang bertanggung jawab menangani surat wasiat ibunya, Dendra Handika.Terakhir kali Hazel bertemu dengan Dendra ada
Hazel hanya memakan sedikit sarapannya dan pergi dengan tergesa-gesa.Adam ingin membujuknya, tetapi sebelum dia mengatakan sesuatu, mobil yang ditumpangi Hazel sudah pergi.Hanya menyisakan asap mobil di sana.Melihat mobil perlahan menjauh, Adam menggelengkan kepalanya tanpa daya.Anak muda zaman sekarang memang tidak pandai menjaga kesehatan. Bahkan sarapan saja dilakukan dengan asal dan terburu-buru.Menghitung mundur beberapa dekade, makanan bukanlah sesuatu yang mudah untuk disiapkan.Hazel yang sedang melihat-lihat informasi di dalam mobil merasa hidungnya gatal, lalu dia bersin.Dia menggosok ujung hidungnya dan meminta sopir untuk menaikkan suhu di dalam mobil.Sopir yang mendengar kata-kata itu dan segera mengikuti instruksinya.Mobil melaju ke kawasan apartemen biasa. Hazel langsung menuju lantai enam, sesuai alamat yang diberikan Dendra.Orang yang membukakan pintu adalah seorang wanita berperawakan gemuk dengan wajah yang terlihat baik hati.Melihat Hazel, wanita itu terte
Hazel menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku khawatir ayah dan ibu tiriku mengincar uang ini. Aku ingin mendapatkannya secepat mungkin agar menghindari masalah yang nggak perlu."Hazel langsung bergidik saat memikirkan saat di mana Dania mencarikan sembarang pria untuk menikahi Hazel demi bisa mendapatkan warisan ini.Dendra juga mendengar berita tentang Keluarga Vandana. Hal itu pun membuatnya marah. "Mereka benar-benar nggak manusiawi! Mereka bisa hidup seperti sekarang juga karena Nona Kirana. Bukan hanya memperlakukanmu dengan buruk, mereka juga ingin memanipulasimu."Hazel mengatur dokumen di depannya, lalu berkata sambil tersenyum pada Dendra, "Om Dendra, semuanya sudah berakhir. Aku nggak akan membiarkan siapa pun memanipulasiku lagi."Setelah memilah-milah informasi dan dokumen, Hazel tiba-tiba teringat sesuatu, lalu bertanya, "Om Dendra, aku ingat warisan ibuku berisi lima belas persen saham JY Group. Kenapa hal ini nggak ada di dalam dokumen?"Dendra pun tercengang dan ber