Namun, sikap Sergio selama ini sepertinya terlalu lunak, membuat sikap Krisna makin keterlaluan dan bahkan tidak sadar tentang statusnya.Krisna enggan, tetapi tetap harus mengalah saat mendengar ancaman Sergio.Dia hanya bisa menahan diri dan berkata, "Hazel, apa yang ayah katakan tadi terlalu kasar, maafkan ayah!"Hazel berjalan mendekat dan memandang Krisna dengan sikap merendahkan. "Apa maksud ucapanmu barusan? Keberadaanku merupakan penghinaan bagimu?"Mata Krisna berkedip beberapa kali dan dia menutup mulutnya rapat-rapat, tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.Kali ini, suara Dania yang penuh kebencian dan kegembiraan pun terdengar, "Kamu mau tahu? Tentu saja karena ibumu yang seorang pelacur dan sudah ditiduri oleh banyak orang ....""Diam!"Krisna naik pitam dan memotong perkataan Dania dengan teriakan marahnya.Melihat mata merah Krisna, Dania kaget dan segera menutup mulutnya.Hati Hazel tercekat, lalu mengedipkan mata kepada sopir di belakang, "Perkataanmu jelek sekali,
Saat melangkah keluar dari pintu rumah Keluarga Vandana, Hazel sepertinya kehilangan seluruh kekuatannya. Kakinya melemah dan dia hampir jatuh ke tanah.Untungnya, penglihatan dan tangan Sergio yang cepat berhasil menangkap pinggangnya tepat waktu, lalu menarik Hazel ke dalam pelukannya."Hazel, kamu baik-baik saja?" tanya Sergio cemas.Wajah Hazel sepucat kertas, alis dan matanya penuh rasa sakit dan ketidak berdayaan.Namun ketika dihadapkan pada pertanyaan Sergio, dia perlahan menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku baik-baik saja, Om. Kenapa Om bisa ada di sini?"Melihatnya berpura-pura kuat, Sergio makin merasa tertekan.Hazel selalu seperti ini. Tidak peduli berapa banyak penderitaan yang dia rasakan di dalam hatinya, dia terbiasa menanggungnya sendiri.Dia menghela napas tak berdaya dan berkata dengan lembut, "Sopir mengirimiku pesan katanya kamu lagi nggak enak badan, jadi aku ke mari. Untung saja aku nggak terlambat."Nada bicara Sergio menyalurkan kelegaan.Tuhan tahu, keti
Pelayan memandang ke arah ruang tamu dengan rasa takut yang masih tersisa, lalu berbisik pelan, "Hari ini Nona Hazel datang dan bertengkar dengan Tuan dan Nyonya. Sekarang, Tuan dan Nyonya lagi bertengkar di dalam."Darra tertegun sejenak, lalu mempercepat langkahnya dan memasuki ruang tamu.Begitu masuk, dia melihat Krisna dan Dania sedang bertengkar."Ini semua salahmu. Apa yang kubilang sebelumnya? Hazel, si gadis sialan itu gadis yang nggak tahu terima kasih. Saham hilang dan sekarang dia ingin mengusir kita dari rumah! Apa yang harus kita lakukan sekarang?""Kamu masih nggak mau berhenti? Kamu sudah bilang begitu berkali-kali, aku sampai bosan dengarnya!""Kamu merasa kalau aku yang seperti ini menyebalkan? Kamu masih memikirkan Kirana? Katakan padaku!"Mendengar nama Kirana disebutkan, urat di kening Krisna berdenyut hebat dan tiba-tiba dia menepis tangan Dania."Cukup! Siapa kamu sampai berani menyebutkan namanya?"Dania terdorong dan hampir jatuh.Dia tertawa marah dan tidak bi
Setengah jam kemudian, Justin sampai di kediaman Keluarga Vandana dan terpana saat melihat kekacauan yang terjadi."Apa yang terjadi? Darra, kamu nggak terluka 'kan?"Justin memeluk Darra dan memandangnya dari atas ke bawah.Darra menggelengkan kepalanya dan menceritakan apa yang terjadi hari itu sambil menangis, seolah-olah dia telah sangat menderita."Aku nggak tahu kalau Kakak akan sekejam itu. Ibu memang ibu tirinya, tapi dia selalu memperlakukan Hazel dengan tulus. Ayah juga sangat menyayanginya."Justin tidak meragukan kebenaran dari apa yang dikatakan Darra. Menurutnya, Hazel memiliki kepribadian yang buruk dan hati yang busuk.Oleh karena itu, tidak heran jika Hazel melakukan hal seperti itu.Dia berkata dengan marah, "Hazel benar-benar keterlaluan. Bagaimana dia bisa melakukan ini sama kalian? Tunggu saja, aku akan menelepon Om, biar dia tahu Hazel itu orang seperti apa."Krisna tiba-tiba teringat tatapan mata Sergio yang dingin dan langsung bergidik.Dia langsung menghentikan
Tiba-tiba saja, ada ketukan yang terdengar di pintu. "Tuan, Nyonya, gawat! Orang-orang dari perusahaan pindahan datang dan mereka ingin kita segera pindah!"Krisna dan Dania terbangun dengan kaget dan langsung turun dari tempat tidur.Setelah berganti pakaian, mereka bergegas turun dan melihat lima petugas pindahan berdiri di ruang tamu, mencoba untuk masuk.Para pelayan mencoba yang terbaik untuk mencegah mereka masuk.Wajah Krisna berubah muram. Lalu, dia bertanya dengan tajam, "Apa yang terjadi? Siapa yang mengizinkan kalian masuk?"Ervan yang mengenakan jas dan sepatu kulit masuk dari luar dan menjawab pelan, "Tuan Krisna, Tuan Sergio bilang kalau Nyonya Hazel berbaik hati bersedia memberi kalian waktu tiga hari. Tapi Tuan kami nggak bisa menunggu selama itu dan ingin pindah ke mari. Hari ini juga kalian harus pindah dari rumah ini."Krisna dan Dania terkejut, ekspresi mereka tiba-tiba berubah."Apa? Pindah hari ini juga? Bagaimana mungkin!"Dania dan putrinya sudah tinggal di ruma
Setelah berkemas selama tiga jam, Krisna, Dania dan Darra akhirnya selesai membereskan barang milik mereka.Mereka memandangi koper di depan mereka dengan wajah pucat.Setelah tinggal di sini selama bertahun-tahun, siapa yang bersedia pergi hanya dengan membawa barang di dalam koper ini, yang dianggap menjadi milik mereka.Krisna merasa sangat terhina.Ketika Darra melihat perhiasan indah itu tidak masuk ke dalam kopernya, matanya menjadi merah.Menurutnya, semua itu diambil dari Hazel berdasarkan kemampuannya, jadi itu seharusnya menjadi miliknya!Kenapa Hazel bisa mendapatkannya kembali hanya karena dia menginginkannya?Dia tidak mau menyerah dan mencoba merebut kotak perhiasan itu.Alhasil, begitu dia mengulurkan tangannya, Ervan langsung mengunci pergerakan tangannya.Terdengar bunyi klik dan suara nyaring dari benturan tulang, yang membuat Darra menjerit kesakitan, "Ah, tanganku! Ervan, aku tunangan Kak Justin! Beraninya kamu melakukan ini padaku! Kamu nggak takut Kak Justin minta
Tim pengacara yang disewa oleh Perusahaan Hardwin termasuk yang terbaik di negeri ini dan hampir tidak pernah kalah dalam pengadilan.Wajah Krisna pucat pasi, membuatnya terlihat menua dalam sekejap. Saat ini, dia terlihat sangat tertekan.Dia akhirnya mengerti kalau Hazel sudah benar-benar akan memutuskan hubungan dengannya.Mungkin juga ada campur tangan Sergio dalam hal ini.Begitu Sergio turun tangan, tidak ada ruang untuk perubahan.Dia menghela napas dalam-dalam dan berjalan keluar dengan langkah berat. "Ayo pergi. Karena Hazel berpikir dia akan hidup dengan baik tanpa aku sebagai ayahnya, aku juga ingin melihat apakah Sergio akan meninggalkannya suatu hari nanti. Hazel nggak punya dukungan dari keluarganya sendiri, lihat saja, apakah dia akan memohon dan berlutut kepadaku suatu hari nanti?"Usai melontarkan kata-kata itu, Krisna meninggalkan rumah bersama Dania dan Darra.Krisna masih memiliki rumah dengan atas namanya. Lokasinya kurang bagus dan rumahnya tidak besar. Namun, set
Gurat licik muncul di mata Hazel. Dia melingkarkan lengannya di leher Sergio, membungkuk dan mencium bibirnya."Ya, cuma terima kasih di mulut saja. Apa kamu mau?""Ya." Mata Sergio menjadi gelap. Dia menekan bagian belakang kepala Hazel dan memperdalam ciumannya.Setelah beberapa saat, Hazel merasa lemas dan bersandar di lengan Sergio dengan napas terengah-engah.Mata indah Hazel sedikit berair, yang membuatnya terlihat makin menawan.Hati Sergio membara, tetapi dia tetap mengendalikan diri dan hanya mencium keningnya. "Tidur lagi saja. Aku akan berangkat kerja."Hazel mengangguk patuh dan mengingatkan, "Om, bagaimana kalau naikkan gaji Ervan?"Sergio berpikir sejenak dan menyetujuinya tanpa ragu, "Ya. Kali ini dia melakukan pekerjaannya dengan sangat baik."Tidak lama kemudian, ponsel Ervan berdering saat dia sedang sarapan di kantin karyawan perusahaan.Dia membuka dan melihat pesan yang masuk. Ternyata itu pemberitahuan transfer, yang langsung ditransfer dari akun pribadi Sergio. A