Share

Bab 42

PART 42

Dengan langkah lemas dan dibantu Mas Andra aku melangkah ke ruang tamu. Kemudian duduk di atas tikar. Kepala masih terasa berat. Mata pun enggan sebenarnya melihat wajah hitam Wito.

Aku lihat Wito sedang meneguk air meneral. Tak ada kopi yang tersuguhkan. Ya Allah ... menyuguhkan kopi saja, diri ini tak mampu. Ada apa denganku? Semoga tak ada penyakit lain yang bersarang di badan ini. Selain liver yang sudah aku ketehui.

"To, sampaikan saja, apa yang ini kamu sampaikan?!" ucap Mas Andra. Wito menatapku, seolah sedang menilai. Tapi, lama-lama aku risih.

"Kenapa?" tanyaku. Karena tak enak sekali, di pandang seperti itu.

Wito terlihat mengusap wajah pelan. Kemudian menghela napas sejenak

Aku semakin bingung dan penasaram juga tentunya. Ada apa sebenarnya? Apa yang dia lihat atau apa yang dia nilai tentang aku? Entahlah.

"Mbak Niken, penyakitmu itu bukan hanya sekedar sakit fisik," ucap Wito memulai berbicara. Seketika aku mengerutkan kening. Kemudian memandang ke arah Mas Andra
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status