Share

Bab 45

Part 45

Dreet ... dreet ... dreet ...

Gawaiku bergetar lagi. Sudah tiga kali ini. Aku lihat masih dengan nomor yang sama. Entah nomor areal mana ini.

Aku memandang ke arah Zaki. Dia sedang menyedot pop ice. Ya, tadi dia meminta di belikan pop ice rasa durian.

Setelah makan lontong kami, memilih untuk duduk di pinggiran jalan. Memilih pohon yang rindang. Karena matahari lagi menyengat.

"Hallo," akhirnya aku mengangkat telpon itu. Walau hati terasa sangat kacau. Deg degan, takut kalau orang menagih hutang. Hutang yang jumlahnya lumayan banyak.

"Mas Andra?" terdengar suara perempuan dari seberang sana. Nada suara itu seolah bertanya untuk memastikan. Aku melipat kening, mencoba mengenali nada suara itu.

"Iya. Maaf ini siapa?" tanyaku balik. Karena rasa penasaran yang menggebu. Walau tak menutup kemungkinan itu suara orang yang aku hutangi.

"Lupakah dengan suaraku yang cempreng ini?" tanyanya balik. Aku semakin mengerutkan kening.

"Nggak usah basa basi. Ini siapa? Lagi tak banyak waktu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status