Share

Chapter 15 B

Wajah Zivanka memerah mengalahkan warna tomat mateng.

Azkio tertawa renyah sekali, “emangnya kenapa, sih? Suami dengar istrinya kentut itu wajar. Apalagi saat sakit perut begitu. Cuma lain kali, kalau dibilangin nurut.”

"Kok, jadi harus nurut?"

"Iya, ini akibat kebanyakan makan sambel tadi. Masih pagi gini juga,” omel Azkio.

"Iya-iya, nanti nurut kalau nggak lupa."

"Habiskan pisangnya! Apa mau disuapin?"

Zivanka mengangguk manja. Tanpa sadar semakin ke sini, dia senang sekali bermanja-manja sama Azkio. Padahal itu jauh sekali dari karakter aslinya.

Innalillahi wainnailaihi roji’un … innalillahi wainnaillaihi roji’un.

Tiba-tiba terdengar pengumuman diawali kalimat istirja dari masjid komplek perumahan.

"Itu ada apa?"

"Sstt … kita dengarkan dulu siapa yang meninggal," pinta Azkio.

Telah berpulang ke Rahmatullah, wasta, Ardian Rahardi bin Sukmajaya, baru saja tepat pukul 08.00. Semoga dit
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status