Share

Bab 44

"Assalamu'alaikum, Mbak..."

"Wa'alaykumussalam, Mel ... Mel, Papa mau bertemu kalian, keadaan Papa sedang kritis. Sebaiknya kamu dan Hendra datang ke rumah sakit." suara diseberang sana terdengar cemas.

"Ya Allah, Mbak...." reflek aku menutup mulut dengan tangan.

Aku bingung, gimana ini? Mas Hendra juga masih di Bogor.

"Tolong ya, Mel. Mbak ga tau harus gimana."

"Mama, ada disana, Mbak?"

Saat ini aku sedang lelah jiwa raga, tak ingin rasanya bertemu dengan orang yang nanti hanya akan menambah keadaan hatiku memburuk.

"Mama, sudah dua hari tidak kesini. Mbak ga tau keadaan Mama, karena teleponnya juga ga aktif. Mbak juga ga bisa meninggalkan Papa sendirian.".

Ya, Allah...

Hatiku makin dilema. Mbak Widya benar-benar sendiri saat ini. Sementara, aku juga harus menemani Mas Hendra di sana.

"Mbak, InsyaAllah besok Melody akan usahakan datang ke rumah sakit, ya."

"Makasih ya, Mel." sahut Mbak Widya lega.

"Sama-sama, Mbak." jawabku. Setelah itu sambungan pun terputus.

Aku terduduk lemas di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status