Share

Bab 43

"Bukan saya, Pak. Tapi, semua berkat bantuan Allah. kami hanya perantara." ujarnya merendah.

"Sementara Nak Hendra bisa tinggal di pondok ini, untuk melatih menahan diri. Seminggu atau dua Minggu InsyaAllah sudah cukup sebagai terapi. Nanti saya dan beberapa Ustadz yang memang tinggal disini akan memandu dan memantau Nak Hendra." usul Ustadz Yusuf.

Aku dan Mas Hendra saling pandang. Jujur kalau diri ini ikhlas, asal Mas Hendra bisa sembuh. Soal rindu, bukan lagi hal yang perlu diungkapkan.

"Kenapa? takut rindu ya, sama istri?" ledek ustadz Luthfi. Mereka terkekeh.

"Boleh, kalau istrinya mau tinggal disini, kebetulan ada kamar yang biasa dipakai orang tua santri, yang tinggal jauh seberang. Mereka kami ijinkan menginap jika kemalaman. Saat ini kamar itu kosong, Nak Hendra dan istri bisa tinggal sementara disana."

"MasyaAllah, kami jadi merepotkan Ustadz." aku benar-benar merasa ga enak. Mereka memperlakukan kami seolah kami ini saudara mereka.

"Tak apa-apa, kami tak pernah merasa direp
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status