Share

41. Mengertilah Aku Kini

Matahari kian tenggelam menjelang petang ini, namun hawa bumi masih terasa panas. Panasnya terus melekat hingga ke dalam angkot bercat putih yang kutumpangi.

Aku masih belum memahami ulah Nayyara yang membuatku kembali diremehkan siswa-siswi di sekolah. Meski aku berusaha mengabaikannya dan berharap keadaan akan segera membaik, hatiku tak urung risau ketika Pak Tris menegurku perihal kabar kurang enak yang beredar di sekolah.

"Bersihkan namamu, Bram. Perlu diingat, banyak orang-orang yang hancur di kaki sendiri. Mereka berusaha mempertahankan citra diri, namun kadang mereka sendirilah yang menghancurkannya."

            Kata-kata Pak Tris seperti sebuah tamparan keras untukku. Setidaknya ke depan aku harus lebih berhati-hati. Satu hal yang benar-benar jadi pelajaran berharga, bahwa kadang-kadang ada saja yang salah mengartikan perhatian dan kebaikan yang tulus. Di mana letak salahku saat setulus hati memberi perh

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status