Share

Putus Asa

Tawa Cecil masih mengudara. Gadis itu terlihat sangat puas setelah berhasil meledek Devan habis-habisan.

"Ketawa yang puas! Enak aja doain orang biar cepet mati. Kalau mau mati, sendiri aja, gak usah ajak-ajak!"

Cecil meringis. Ia menemukan sisi baru Devan yang menurutnya sangat menggemaskan. Seperti beda dari sosok Devan yang kasar dan arogan, sosok yang berdiri di sebelahnya sangatlah lembut dan peduli.

Tiba-tiba, suasana kembali hening. Cecil terdiam, lalu menatap lama Devan. Nampaknya, gadis itu mulai bertingkah laku. Untuk menutupi debar di dada, tangannya sibuk menyugar poni yang panjangnya sedikit lebih jauh dari angin. Rambut pajang nan legam itu, berterbangan indah, membuat Devan tak kuasa menahan tangannya.

Devan berdehem, membuat Cecil menghentikan lamunannya.

"Ekhem! Maaf, rambut kamu berantakan. Sini, aku bantu rapihin."

Bak patung pancoran, Cecil diam membisu. Ia menganggukkan kepala, sebagai persetujuan atas pernyataan Devan.

Setelah mendapat izin dari sang empunya, De
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status