Share

Bab 55. Setulus Al

"Hehe, gak dong. Kamu nggak salah, Sayang. Sudah cukup apa belum tanyanya? Kalau sudah, kamu segera mandi supaya nanti tidak terburu-buru," saran Haidar.

"Maunya dimandiin Om, katanya gemes liat perut Isbay mengembang," sahut Ciara.

"S-Sayang, jangan keras-keras! Entar Mama iri, hahaha," bisik Haidar.

"Hahaha, ya gak apa-apa, kan ada Papa," kata Ciara.

"Hayoh, ngomongin apa kalian! Hah?"

"Hehe, ngapunten Mam. Nggak apa-apa kok, Ciara pamit mandi dulu ya sama---"

"Iya, mandi sama Haidar, wkwk." Sita terkekeh

meninggalkan depan kamar mereka.

"Kabar temen kamu yang marah-marah perkara tahlil waktu itu gimana?"

"Hahaha, udah baik sekarang, justru jadi penggerak tahlilan sekarang, dan nanti kayaknya hadir waktu kajian. Kita udah damai kok, ternyata tinggalnya nggak jauh dari sini, komplek sini."

"Alhamdulillah, emang dari awal dia NU apa gimana?"

"Iya NU asli, tapi dia kan sempet amnesia, baru akhir-akhir ini sembuh. Isbay tanya satu judul lagi deh, baru mandi, pareng?"

"Pareng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status