Share

Diikuti

Maura buru-buru merapikan rambutnya yang masih berantakan sebelum membukakan pintu mobilnya. Kemudian memasang wajah tanpa dosa dengan senyum yang terkembang sempurna.

“Kalian habis ngapain, sih?” tanya Santi.

“Nggak ngapa-ngapain,” jawab Maura cepat.

“Owhh, awas aja kalau sampai ada sisa di kursi mobil, aku akan suruh kamu buat bayar mobil ini tunai!” seru Bima kesal.

“Kok suruh bayar? Emangnya kenapa, Sa?” Santi bingung kenapa Bima merasa kesal.

“Kamu nggak perlu tahu, San. Jangan sampai otak polosmu itu diracuni sama dua orang yang nggak tahu tempat ini!” gerutu Bima sambil melirik mereka berdua bergantian.

Santi manggut-manggut. Bukan karena dia mengerti, tapi lebih kepada tak tahu apa yang dibicarakan oleh suaminya. Yang terpenting baginya sekarang adalah cepat pulang agar bisa istirahat di rumah.

“Pulang yuk!” rengek Santi sambil memegangi perutnya.

“Kamu kenapa? Perutmu sakit?” Bima tampak khawatir melihat istrinya seperti itu.

“Aku nggak apa-apa, ini udah biasa kalau lagi data
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status