Share

Hari Kesengsaraan Dimulai

"Aruna kamu marah?"

Kaki Erland langsung berhenti berlari. Mematung meski dihampiri olehnya yang masih membawa bantal. Bahkan wajah yang ditampar dengan bantal pun, Erland tak bergerak sama sekali.

"Ayo pukul aku sepuas kamu, Sayang."

"Tanpa kamu suruh pun, aku akan melakukannya!" seru Aruna.

Pemukulan sepihak dengan bantal ini mulai terhenti. Karena Aruna mulai merasa lelah. Erland memeluk pinggangnya, mengundang mata Aruna untuk menatap suaminya.

"Kamu berhak mencintai suami sendiri, Aruna," ujar Erland.

Namun, Aruna tak yakin. Kata itu boleh dirinya lontarkan. Sebab, Erland tak akan mungkin jatuh cinta pada istri sendiri, selain Irene orangnya.

Bibirnya mengulas senyum terpaksa. "Benar."

Erland mencium bibirnya lembut. Dengan tangan yang kembali melucuti pakaian, bahkan sudah meraba di berbagai tempat. Aruna pun hanya membiarkan dan menikmati sentuhan dari suaminya.

***

"Kamu bilang apa Mas barusan?"

Istri kedua dari Faisal menunjukkan raut wajah yang tak setuju. Apalagi pembahasan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status