Share

Menghina Yuda

Erland dengan hati-hati meletakkan tangan pada paha Aruna. Selagi mata dia memperhatikan ekspresi Aruna yang baru saja menyeringai.

"Kamu bilang kegiatan ranjang itu sebuah pekerjaan yang kamu gaji?"

"Bukankah begitu?" tanya Erland dengan bibir sudah mengecup lehernya.

Aruna langsung mendorong kepala Erland dengan tangan. Mata Erland memandang posisi Aruna yang membelakangi, tapi masih bisa mencapai kepala dia.

"Sayang," keluh Erland.

Aruna langsung diam, merasa kalau Erland sepenuhnya masih menganggap dirinya adalah Irene. Sementara diamnya Aruna, dianggap sambutan bagi Erland. Hingga kembali ingin memberikan kecupan di lehernya.

Tapi, Erland menatap heran. Atas Aruna yang baru saja berdiri, menciptakan kekosongan serta kehangatan yang sirna.

"Aruna, kenapa?"

Kenapa? Aruna sendiri tidak tahu. Ada apa dengannya kali ini. Perasaan tak terima karena Erland selalu terbayang oleh sosok Irene.

"Apa aku sungguh akan bekerja di perusahaan ayahnya Irene?" tanya Aruna masih dengan posisi be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status