Share

Bagian 100

Danis merengek minta pulang ke rumah sendiri. Akhirnya, kami berdua memutuskan, untuk berbicara delapan mata di rumahku saja. Dengan berjalan kaki, aku, Pak Irsya serta anak-anak pulang ke rumah kembali.

“Om, kapan mau ajak Danis main sepeda di alun-alun? Kan, Ibu sama Om udah baikan.”

Aku tersenyum mendengar permintaan Danis. Sepertinya fase menjaga jarak antara aku dan Pak Irsya dianggap sebagai perselisihan oleh anak itu.

“Danis maunya kapan?”

“Nanti sore!” ujarnya, setengah berteriak.

“Gak bisa kalau sore ini, Sayang. Besok aja, ya?”

Tanpa membantah, anak bungsuku langsung menyetujui usulan Pak Irsya. Kemudian, Danis sibuk bermain mobil remot yang dibeli waktu di rumah sakit. Sedangkan Pak Irsya tiduran di kasur depan TV.

“Nia, aku lapar. Dari pagi gak sempat sarapan.”

“Astagfirullah, yang benar? Ya udah, aku buatin mie goreng sama telur, ya?” jawabku,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Ayang Sary
kenapa ceritanya bisa sebagus ini, padahal didalamnya banyak orang² edan............terutama umar..wkwkwkw...makin ksini makin uwu ah mbak nia sama pak irsya...️...️
goodnovel comment avatar
Lukaliku
cerita2 lainnya di aplikasi ini bagus2 tapi sayang harga koinnya kemahalan, di plikasi sebelah lebih murah dan tdk kalah menarik ceritanya
goodnovel comment avatar
Citra Alisha
iya ngabis2in koin aja di ulang2.lama2 membosankan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status