Share

Bagian 97

 “Lecet lutut sedikit. Ayo, diobati dulu,” kata Pak Irsya. “Fan, ada betadine, gak?” tanyanya kemudian.

“Ih! Kok, Mas Irsya suka banget nyuruh aku, sih?” Fani, yang sudah berkalung handuk, berdecak sebal.

“Anak gadis harus sering gerak, Fan. Biar enteng jodohnya,” kilah Pak Irsya.

Fani mengulurkan sekotak perlengkapan P3K yang sengaja aku siapkan untuk berjaga-jaga.

”Kamu duduk di kursi, Nia. Biar aku yang mengobati.”

Aku menurut saja, duduk di kursi sambil memangku Danis. Pak Irsya jongkok di depan kami dan mulai membersihkan luka anak sulungku.

“Tadi kamu lihatin apa, Dek, sampai kesandung batu?” Pak Irsya bertanya di sela-sela kegiatan membersihkan luka Danis.

“Lagi cari bintang jatuh,” jawabnya polos

Kami pun tertawa bersama. Pak Irsya melanjutkan kegiatannya sambil geleng kepala. Dan dari jarak sedekat ini, aku bisa lihat pesona wajahn

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Rema Melani
ikut senyum2 baca bab ini,. ikut bahagia buat nia,.. ......
goodnovel comment avatar
Nur Inayah
kamu emang berhak untuk bahagia nia,setelah perlakuan tak manusiawi dari keluarga agam
goodnovel comment avatar
Mom L_Dza
ci.. cie.. yang lagi kasmaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status